Komunitas 2-tak, Sudah Terlanjur Cinta NSR 150

billy - Selasa, 19 Maret 2013 | 07:51 WIB

(billy - )


Gencarnya pabrikan mengeluarkan motor 4-tak sejak lebih 7 tahun lalu tidak menyurutkan komunitas motor sport 2-tak ini untuk tetap eksis. Dengan berbasiskan motor built-up, komunitas Honda NSR 150, Ninja 150R, Yamaha RX-King, atau Suzuki Satria 120R masih setia dengan tunggangan mereka.

“Terlanjur cinta dengan motor sport 2-tak kencang ini,” alasan Nano Alip pentolan NSR Rider Community (NRC).

Walaupun baru berdiri sekitar 2 tahun, komunitas ini berusaha kompak. Utamanya untuk saling membantu merawat motor masing-masing yang sudah tergolong langka. Yuk kita lihat gaya komunitas NSR 150 ini.

Bukan Klub
Perkumpulan Honda NSR 150 ini terbentuk bukan menjadi sebuah klub. “Kami terbentuk tanpa struktur organisasi layaknya sebuah klub sepeda motor pada umumnya. Siapa saja yang memiliki Honda NSR 150 berminat bergabung dan punya itikad baik untuk untuk interaksi dan memperbanyak teman kami sangat terbuka,” kata Nano yang rumahnya sering dijadikan tempat nongkrong.

Makanya, komunitas yang nggak ada ketuanya ini bisa kompak dan anggota yang terkumpul sudah mencapai 35 orang. Anggota sebanyak itu bisa tetap eksis, dan akan merayakan ulang tahun keduanya pada 16-17 Maret 2013. “Bagi penggemar Honda NSR silakan datang langsung ke Buperta Cibubur saat ulang tahun kami nanti,” undang Nano.



Pelek
Tampilan lingkar roda Honda NSR 150 bermacam-macam. Mulai dari NSR versi jadul yang masih pakai pelek jari-jari sampai tipe Honda NSR 150 SP yang sudah aplikasi swing arm tunggal. Ini yang bikin khas dari Honda NSR 150 SP.

Pro arm ini juga yang banyak dijadikan part untuk modifikasi pada motor lain. Untuk menambah kesan menarik lainnya, ada juga beberapa anggota NRC yang sudah mengganti pelek pakai produk aftermarket atau melabur cat ulang warna pelek. Pelek favorit yang dipakai anggota komunitas ini mulai dari merek Daichi, HRC, Sprint dan V Rossi.

Tunggangan 2-tak yang mengandalkan akselerasi, makin menemukan jati dirinya disandingkan dengan pelek racing yang banyak tersedia di sentra variasi.

Setang
Posisi berkendara Honda NSR 150 memang dirancang khas motor kencang. Badan pengendara dibikin sedikit merunduk, ini yang bikin sebagian biker yang doyan racing look naksir berat. Ini pula yang terjadi pada komunitas NRC.

Beberapa anggota aplikasi setang jepit aftermarket. Batang kemudi aftermarket yang jadi favorit anggota NRC ini mulai dari merek Zox, Nui Racing sampai Ride It. Bukan hanya setang aftermarket lho, subtitusi dari setang motor lain juga ramai dipalikasi.

Mulai dari setang Aprilia RS125, Yamaha TZ125 atau ada juga yang mengandalakan copotan dari Honda NSR 125 Hornet keluaran Italia.

Jok

Motor 2-tak ini memiliki konstruksi rangka yang memang motor sport tulen. Bentuk rangka belakang pun dibuat sporty abis layaknya motor khas kencang. Tapi untuk posisi duduk pengendara dan boncenger ada dua gaya.

Model jok pertama menyatu dan rata dari depan sampai buritan. Jok seperti ini terdapat pada Honda NSR 150 keluaran 1994 sampai 1998. Sedangkan pada tipe Honda NSR 150 SP model joknya sudah terpisah antar jok pengendara dan boncenger.

Ubahan lainnya, virus modifikasi gaya MotoGP dengan jok model single seater ikut nemplok pada sebagian anggota NRC. Pada NSR SP bagian jok belakang diberi tutup kondom biar lebih fashionable mengikuti bentuk bodi. "Tutup kondom jok boncenger ini bikin tampilan jadi lebih beda. Tapi tetap tidak membuat kesan Honda NSR 150 SP hilang," yakin Dieto Moehardo salah seorang anggota.

Engine Power

Kenikmatan berakselarasi dengan dapur pacu 2-tak memang khas. Sekali tuas kopling dibuka dan gas langsung dibejek, bisa ngacir. Apalagi mesin Honda NSR yang memang dibekali spek racing. Pada masa kejayaannya, Honda NSR 150 ini cukup banyak tersimpan di hati para biker.

Di tengah ketersediaan spare-parts yang lebih sedikit dibanding motor 4-tak saat kini. Para penggemar motor kencang 2-tak ini tetap asyik dan bertahan untuk melestarikan dan merawat kuda besinya.

Eits, tapi bagi sebagian anggota NRC itu nggak cukup. Upgrade performa mesin juga perlu dilakukan. “Cocok juga pasang magnet dan karburator punya Aprilia RS125,” ujar Fardinal pemilik Honda NSR 150SP warna hijau orange motif Repsol.

Di luar hobi mereka mengupgrade tunggangan masing-masing, sebagian anggotanya masih tetap pede pakai mesin standar. “Dominan gaya kami memang ke arah racing look. Untuk menunjang power mesin minimal biasanya hanya pasang knalpot racing berkwalitas,” kata Nano sambil bilang sekretariat NRC di Jl. Sapi Perah No.1, Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur. (motorplus-online.com)