Waspada Tabrak Belakang, Pentingnya Konsen dan Skill Pengereman

billy - Selasa, 29 Januari 2013 | 08:01 WIB

(billy - )


Tabrak belakang yang melibatkan mobil BMW X5 milik putera bungsu Menko Perekonomian M. Hatta Rajasa, M. Rasyid Amrullah dengan Daihatsu Luxio bisa jadi pelajaran baik bagi pengendara. Tidak sedikit juga kejadian tabrak belakang ini menimpa pengendara. Tidak perlu kecepatan tinggi bagi motor yang ditabrak belakang, kecepatan rendah pun akan berdampak buruk bagi pengendara.

Faktor kelalaian sering menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Seperti dialami Lukman yang belum lama ini terlibat langsung kecelakaan di daerah Cikalong, Cianjur, Jawa Barat. Pengendara Honda BeAT ini tidak bisa menghindari pengendara di depannya lantaran, motor yang berada di depan tidak memberikan tanda atau sinyal hendak berbelok.

Kelelahan bisa jadi satu faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan. “Ketika kelelahan, refleks pengendara menjadi berkurang. Kontrol pengendara terhadap si pengendara juga lemah. banyaknya kecelakan mobil baru-baru ini terjadi karena faktor kontrol itu,” bilang Anggono Iriawan, Manager Motorsport & Safety Riding dari PT Astra Honda Motor (AHM).

Anggono mengatakan skill pengeraman sangat penting dipahami oleh pengendara. “Untuk itu, pengendara harus terlatih dalam memperhitungkan jarak pengereman dan kecepatan. Selain itu, kondisi rem juga harus dipastikan sudah dalam kondisi baik. Jangan sampai blong seperti kejadian ‘Ferarri‘ itu. Percuma memiliki kemampuan tinggi tapi fungsi vitalnya tidak ada,” bilang Anggono lagi.

Karena itu, Anggono mewanti kondisi motor harus sudah mendukung keamanan. Pastikan sistem pengereman depan maupun belakang berfungsi baik. “Kalau perlu, lakukan pengetesan beberapa kali sebelum motor dijalankan,” katanya.

Jangan pernah juga meremehkan kondisi oli, rantai, gir, tekanan angin ban, kaca spion, lampu sein, dan klakson.

“Semua fitur dan kondisi komponen ini harus dalam keadaan prima sebelum berkendara,” sebut Anggono yang bapak satu putri ini.

Penyebab kecelakaan motor yang juga kerap tidak disadari orang adalah salah di pengendalian kecepatan. Selama ini pengendara hanya geber motor dalam kecepatan tinggi tanpa msadar kondisi jalanan dilalui.

Untuk itu ketika melintasi perempatan, pertigaan, atau jalanan berlubang, mereka tidak bisa mengendalikan kendaraannya dengan baik. Kalau sudah begini, kecelakaan tidak bisa dihindari.

Oleh karena itu sesuaikan kecepatan dengan kondisi jalanan. Melintas di jalan ramai, pastikan pada kecepatan yang memungkinkan motor berhenti aman ketika direm.

JANGAN LENGAH

Lengah dan terburu-buru juga merupakan faktor dominan dari kecelakaan. Hilang konsentrasi dalam waktu sekian detik ketika berkendara, laju motor sekian meter sudah tidak bisa dikendalikan.

“Dalam kecepatan 40 km/jam jika berkendara lengah dalam waktu sedetik, laju motor tidak bisa dikuasai sejauh 11,11 meter,” ilustrasi Anggono Iriawan yang menjabat sebagai Manager Motorsport & Safety Riding dari PT Astra Honda Motor (AHM).

Angka itu makin tinggi jika kecepatan kendaraan lebih tinggi lagi. Karena itu, Anggono menghimbau, apapun yang bisa mengganggu konsentrasi berkendara harus dihilangkan.

“Berbicara melalui telepon, ketik SMS itu benar-benar tidak dapat dibenarkan. Kasihan kan orang di depan yang tidak tahu apa-apa menanggung akibatnya karena perbuatan teledor,” cetusnya. (motorplus-online.com)