Geng Motor Ditumpas Klub!

billy - Minggu, 14 Oktober 2012 | 09:58 WIB

(billy - )


Sabtu, malam Minggu (15/9) bukan malam bisa bagi biker Sumedang. Menjelang tengah malam, anggota geng motor disinyalir oknum life member Moonraker membuat ulah. Mereka bergerak di pusat kota sambil provokasi.

“Menggores beberapa mobil dan merusak motor di Alun-Alun Tegal Kalong,” jelas salah seorang warga. Belum puas mereka bergerak di daerah Tegal Sari dan melakukan hal yang sama.

Kebetulan di saat yang bersamaan juga sedang berlangsung hajatan yang dihadiri pentolan biker. Mereka Adi Robiyanto, wakil ketua Paguyuban Otomotif Sumedang (POS), Kang Obi (VAC) juga Maman (V-ixion Club Sumedang), Ketua Lembaga Otomotif Pemuda Pancasila, Tatib Vespa Antique Club (VAC).

Mereka bersama masyarakat bereaksi cepat atas ulah ini dan terkumpul ratusan massa untuk mencegah aksi brutal . Menurut brothers dari POS, massa bergerak menuju pusat kota untuk melakukan aksi sweeping kepada geng motor tadi. Mereka kocar kacir dan ditemukan dua unit sepeda motor milik anggota geng. “Motor itu lantas diarak menuju Tegal Sari dan dibakar massa,” jelas Moch Iing, ketua POS.

Kisah ini tidak sampai di sana, massa bergerak lagi menuju markas Moonraker di daerah Jl. Pangeran Santri Sumedang.Untung polisi cepat tanggap dan bertindak mencegah aksi anarkis berlanjut.

“Kami tidak diperkenankan main hakim sendiri, dari markas itu pihak kepolisian mencokok setidaknya 9 orang oknum anggota geng dan esoknya diambil lagi 15 orang yang sebelumnya dicurigai sebagai pelaku,” tambah Adi.

Beberapa pejabat Sumedang sangat concern atas peristiwa itu. Seminggu kemudian, kepolisian dan 52 klub Sumedang berkumpul mewujudkan Sumedang kondusif dan juga aksi pembubaran geng motor seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya.

“Kami ingin mewujudkan suasana nyaman bagi Sumedang,” jelas Drs. Sanusi Mawi, M.Si Kepala Dinas Pendidikan Sumedang yang juga ketua Paguyuban Ojeg Sumedang serta penasehat POS .

“Kami ingin menekankan kepada semua klub agar menjaga kota ini untuk tidak bertindak anarkis dan juga tidak mendahului aparat kepolisian jika ada pihak termasuk geng motor yang menjadikan kota ini tidak kondusif,” tegasnya.

Bukan cuma itu, Bandung Selatan juga sempat geger saat geng motor menyerang salah satu bengkel skuteris berbendera Antique Scooter Brothers (ASB) di Balero Dayeuh Kolot. Anehnya, aksi serupa terjadi di waktu bersamaan di wilayah berbeda, terjadi juga penyerangan di Cilengkrang, Ujung Berung menimpa klub Scooter Love.

“Ada apa ini, sepertinya ada unsur kesengajaan,” gemas Qosim, penasehat CSI mendampingi ketua klub mereka, Agus S., SP. BSC.

Dari kejadian ini berita langsung tersebar “Satu keong (sebutan skuteris) tersakiti, semua merasakan sakit, itu sudah prinsip skuteris,” tegas Icon alias Nixon dari Black Scooter Bandung yang bersimpati datang ke markas ASB barengan Takur, Tatib Padeglang Independent Scooter, Asep dan Hery Italiano Vespa Club juga Budavest Tangerang.

Dari peristiwa ini beredar selebaran berbunyi Vespa Cinta Damai. Inti pernyataan itu komunitas Vespa se-Indonesia merasa prihatin atas ulah dan kebrutalan gangster. “Sehubungan makin brutalnya gangster di Jawa Barat Kami akan membantu aparat keamanan untuk menindak sampai ke akarnya. Menghapus gangster yang berperilaku seperti iblis anarkis, arogansi dan pembunuhan. Apabila diusik kami akan beli. Akan kami tumpas sampai habis itulah motto kami. Warning. Vespa Cinta Damai.”

KLUB CEGAH KEONARAN
Kenakalan remaja atau pelajar sekolah bisa dikurangi dengan mengikuti berbagai kegiatan di luar pelajaran sekolah. Sebagian peserta didik ini juga membentuk klub atau komunitas antar teman di sekolah mereka. Kegiatan mereka bukan semata turing. Sebagian ada yang juga ikut aktif dalam kegiatan balap resmi dan juga contezt modfikasi.

“Memang benar, attitude setelah menjadi life members akan lain. Mereka akan menjadi tertib dan bisa menghormati dirinya sendiri. Di SOG misalnya, diajari sopan santun bahkan pada hal-hal kecil misalnya aturan nggak boleh pakai sandal saat naik motor. Ini mengajari mereka disiplin dan mereka patuh,” jelas Boy Januar Ariska, founder atau salah satu pendiri Scooter Owners Group.

Kenyataannya klub tertib juga menjadi magnet siswa sekolah, malah banyak mantan anggota geng motor beramai-ramai menjadi life member klub motor. “Pembinaan siswa dilakukan melalui kegiatan ekstrakulrikuler seperti komunitas bermotor. Mereka juga bisa ikut ajang balap. Kegiatan positif ini diharapkan bisa mengembangkan kreativitas siswa didik,” jelas Aji Wisnugroho, S.Pd Kepala Sekolah SMK Walang Jaya, Jakarta Utara.  (motorplus-online.com)