Penggunaan brand atau merek lokal untuk jersey memang sudah biasa digunakan pembalap dan para kru. Selain harganya yang cukup terjangkau, merek lokal juga tidak kalah di soal kualitas. Bahkan beberapa pembalap juga sudah membuat desain yang mirip dengan brand terkenal lainnya. Mungkin agar terlihat penggunanya lebih branded.
Reza Sofyan, bagian Development AHRS mengatakan secara kualitas bahan, antara merek branded dan lokal bisa dibilang berani diadu. “Kualitas jersey salah satunya dari material bahan. Yang diproduksi oleh kami bahannya polyester tipe polymax cool. Biasanya pada Moto 1 pakai jersey branded, baru kemudian untuk moto berikutnya pakai jersey yang lokal punya,” ungkap Reza.
Selain itu, AHRS juga menerima jersey custom. Maksudnya, tim balap bisa mengorder motif dan desain sesuai keinginan tim dan pembalap. “Dikasih nama juga bisa. Kalau ini memang lebih mahal jika dibanding model standar. Harganya Rp 350-400 ribu,” ungkap reza.
Untuk desain sendiri juga sudah dilakukan oleh tim balap grasstrack naungan Cep Sena, Rahayu Putra IRC. “Biasanya untuk tim, order di pembuat jersey lokal. Desainnya dari kami sendiri. Dengan model custom, bisa langsung pakai nama si pembalap. Kualitas brand lokal sudah cukup baik kok,” mantap Dandung.
Iwan yang juga pembalap motocross itu tentunya begitu memahami kalau kualitas jersey ikut menentukan prestasi. “Kalau bahan yang dipilih berkualitas jelek, berpengaruh kepada keringat. Dan ini sangat mengganggu si pembalap itu sendiri,” kata Iwan yang punya beberapa corak untuk jersey produksinya. (motorplus-online.com)