Parkiran motor mestinya memberikan kenyamanan karena mahal
Soal ini memang cukup mengganggu. “Susah kalau mau pergi ke hotel itu. Parkirnya jauh dan di belakang. Mana sempit lagi lokasinya,” ungkap Ardi, seorang pengendara yang mengeluhkan soal fasilitas perparkiran.
CCTV atau kamera pengawas diletakkan di pintu masuk dan keluar motor. Sehingga Saat keluar motor harus menunjukkan STNK asli, dan di layar monitor bisa dicek, untuk mencocokkan pengendara dan motor saat masuk dan keluar.
Petugas parkir di ITC Permata Hijau sangat waspada. Bercermin dari banyaknya kejadian kehilangan helm. Mereka tidak mau ambil risiko. Tiap helm dengan kondisi sangat layak langsung diamankan dan disimpan di lokasi penitipan
Tulus Abadi, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menilai semestinya uang yang didapat dari parkir harus dikembalikan untuk memperbaiki sistem transportasi publik. “Sama seperti kebijakan jalan berbayar melalui electronic road pricing, potensi pendapatan dari lahan parkir ini harus langsung dikembalikan ke sektor transportasi. Jangan dimasukkan ke sektor lain,” ujar Tulus.
Atap mesti jadi standar baku untuk parkiran motor. Kenyamanan dalam parkir ini yang harusnya diberikan pihak pengelola parkir kepada pengendara
Sebagian pengendara yang ditemui saat memarkir kendaraan umumnya menginginkan parkiran yang lebih layak dari sekarang. “Ada atapnya, jarak antara baris motor di depannya agak lebar supaya motor tidak kena senggol. Kalau di bagian bawah atau basemen supaya diberi sirkulasi udara supaya tidak panas.” (motorplus-online.com)