Cobain Bahan Bakar Biodiesel B20 Hasil Riset Kementrian ESDM, Yuk!

Selasa, 28 Oktober 2014 | 09:05 WIB



Jakarta
- Pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia gencar melakukan riset terhadap bahan bakar. Saat ini sedang dikembangkan biodiesel 20%, atau disebut B20. Sebenarnya, saat ini biodiesel sudah tersedia di SPBU Pertamina, namun dengan kadar yang lebih rendah. Nah, tak akan klop kalau bahan bakar baru ini tidak dicoba.

"Melalui uji jalan ini akan membuktikan kalau B20 sebenarnya sudah melalui pengujian yang sebenar-benarnya. Mampu dan bisa diterima oleh masyarakat nantinya," sebut Dr. Dadan Kusdiana, Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi.

OTOMOTIFNET turut serta dalam jurnalis tour yang diselenggarakan pada Jumat-Sabtu (24-25/10). Start dari Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP), Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Serpong menuju Lembang, Jabar.

Sebanyak 6 mobil turut serta dalam acara ini. Ada yang menggunakan minyak solar murni maupun biodiesel B20. Penulis merasakan mobil dengan konsumsi B20. Impresi pertama seperti tidak ada perbedaan dengan versi standar mobil. Terutama ketika mencoba di jalan tol. Sebab, kontur jalan yang relatif rata memang kurang bisa menggambarkan hal tersebut.

Berbeda rasanya ketika melaju di jalur Puncak, Jabar. Jalan menanjak menjadi titik pengetesan. "Harusnya mobil bisa melaju lebih baik dibanding minyak solar," tambah Imam Paryanto, Perekayasa Madya, BRDST, BPPT.

Hasilnya? Memang lebih laju, namun harus pintar memainkan pedal gas. Jika putaran mesin sampai di bawah 2.000 rpm, akan sedikit lama mengangkat tenaga. Namun jika diatas 2.000, akan terasa perbedaannya.

Sayangnya, dengan penggunaan B20 ini konsumsi sedikit lebih boros, meski perbedaannya terbilang sangat tipis. Untuk jarak tempuh sekitar 560 km, hanya berbeda 2-3 liter saja. (mobil.otomotifnet.com)