Jakarta - Pengalaman panjang Toyota Indonesia dalam kegiatan ekspor menjadi modal bagi perusahaan untuk optimis menggarap peluang pasar global yang semakin terbuka. Ekspor perdana dimulai 1988 dengan mengekspor komponen ke sejumlah negara.
Dari tahun ke tahun nilai dan volume ekspor terus meningkatkan sejalan semakin beragamnya produk yang dijual ke pasar global termasuk Toyota Kijang. Mulai 2004, ekspor meningkat secara signifikan ketika Toyota Indonesia masuk dalam proyek IMV (International Innovative Multi-purpose Vehicle) yang memberi peluang untuk memproduksi dan mengekspor Toyota Fortuner dan Kijang Innova.
Kini ekspor semakin beragam, mulai dari CBU, CKD, komponen kendaraan, mesin utuh, komponen mesin, dan alat bantu produksi seperti die (alat pencetak yang digunakan pada proses pengepresan) serta jig (alat bantu dalam proses pengelasan).
Tercatat, sejak ekspor komponen perdananya, Toyota Indonesia melalui TMMIN telah membukukan volume ekspor kendaraan terurai atau CKD (Complete Knock Down) sebesar lebih dari 700.000 unit, komponen kendaraan sebanyak lebih dari 477 juta buah, mesin utuh sebanyak lebih dari 1 juta unit, lebih dari 8 juta unit komponen mesin, 215 unit die serta 603 unit jig.
Untuk CBU, dalam empat tahun terakhir (2010-2013), total ekspor sudah mencapai lebih dari 590.000 unit. Produk-produk ekspor Toyota dari Indonesia telah diterima dengan baik di lima benua dengan total lebih dari 70 negara di dunia. Total nilai ekspor mencapai lebih dari US$ 12 miliar.
“Ada tiga hal yang menjadi kunci utama bagi Toyota untuk dapat terus meningkatkan kinerja ekspor yaitu penambahan kapasitas produksi, produk yang kompetitif dan pengiriman tepat waktu,” kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono dalam siaran persnya hari ini (7/7)
Toyota mulai mendirikan pabrik mesin di Indonesia pada Desember 1982 dengan memproduksi mesin 5K yang digunakan untuk Kijang generasi pertama yang diekspor juga ke Malaysia. Pada 1989, Toyota mulai memproduksi mesin 7K dengan kapasitas 1.8L yang digunakan pada model Kijang Kapsul atau Kijang generasi ke IV yang diekspor mesin 7K ke Taiwan dan Filipina sejak tahun 1996.
Penambahan kapasitas produksi antara lain dilakukan pada pabrik Karawang I dari 110.000 unit per tahun menjadi 130.000 unit per tahun mulai pertengahan tahun 2013. Selain itu, Toyota juga telah merealisasikan investasi pembangunan pabrik Karawang II yang telah beroperasi di awal tahun 2013 dengan kapasitas produksi sebesar 120.000 unit per tahun.
Sejak awal tahun 2014 TMMIN juga telah memulai pembangunan pabrik mesin di Karawang yang akan mulai beroperasi di tahun 2016 dengan kapasitas produksi sebesar 216.000 unit per tahun.
Pabrik mesin ini akan memproduksi mesin berbahan aluminium dengan teknologi terkini. Direncanakan lebih dari 50% hasil produksi mesin di pabrik tersebut akan dialokasikan bagi pemenuhan pasar ekspor. (mobil.otomotifnet.com)