Upgrade Performa Mesin Turbo Diesel, Versi High Boost Turbocharger

billy - Senin, 24 September 2012 | 12:03 WIB

(billy - )

 
Kalau sudah bicara high boost turbo, perangkat forced induction tak bisa memakai bawaan pabrik. Meski internal engine parts alias jeroan mesin masih standar pabrik, tetap saja komponen pendukung tak lagi pakai versi orisinal.

Paling utama adalah rumah keong itu sendiri. Bila tadinya air ratio standar hanya dibatasi 0.4, kini harus mengusung 0.7 dengan bodi turbo besar (Stage 2) agar boost bisa mencapai 2,5-3 Bar.
 
“Intinya berawal dari turbo yang dipakai, sisanya menyesuaikan,” terang Teddy dari Rev Engineering.

Merembet ke bagian lain seperti pemakaian turbo intercooler aluminium sebagai pendinginan udara turbo dan piping customized. Bila 2 bagian utama ini sudah terpasang, tinggal sesuaikan peak power yang dinginkan.
Pastinya down pipe orisinal yang lazim berisi catalytic converter dibuang dan ganti versi polos berbahan stainless steel. Ini dimaksudkan untuk melancarkan gas buang sehingga perputaran turbin bisa maksimal.

Lanjut ke bagian piggyback dan SCV (suction control valve) yang sudah harus ganti ke versi aftermarket seperti merek ECU-Shop, Dastek Unichip atau Power Lab.
 
Ini lantaran pasokan bahan bakar solar yang dibutuhkan tak lagi mumpuni bila hanya mengandalkan ECU standar. Untuk beberapa kasus, ECU versi stand alone menjadi wajib bila mengincar tenaga di atas 550 dk. 

Beralih ke peranti pendukung lainnya seperti fuel pressure regulator (FPR) berkemampuan tinggi dan fully adjustable serta surge tank hingga pompa bahan bakar berkemampuan tinggi.

Bila mau ekstrem lagi, “Alat tambahan seperti water methanol injection sudah wajib dipakai,” sahut pria yang berguru di Thailand ini. (mobil.otomotifnet.com)