JAKARTA - Proses pembersihan terhadap suatu permukaan saat ini sudah bisa lebih dipercepat dari biasanya. Yakni dengan menggunakan metode sandblasting dan shortblasting.
Prinsip kerja keduanya sama, membersihkan permukaan sedetil mungkin. Bahkan sampai pada titik yang tak mungkin dijangkau jika menggunakan metode tradisional.
"Sandblast pembersihannya dengan cara disemprot, sampai benar-benar bersih," sebut Dana Karya dari bengkel DeeSes di jln RE Martadinata No 73, Kebon Duren, Ciputat, Tangerang. Sedangkan shortblasting, "Barang disimpan di dalam drum khusus dan drum itu yang berputar. Jadi bisa bersih sampai bagian yang tidak bisa dijangkau tangan," komentar Atek dari Galeri Alternator di jln H. Nawi No 22i, Jaksel yang ‘bermain' shortblasting.
Untuk media pembersihannya, sandblasting menggunakan pasir khusus yang disemprot. Sedang shortblasting pakai biji besi yang dimasukkan dalam drum dengan jumlah 100 kilogram.
Untuk media pembersihannya, sandblasting menggunakan pasir khusus yang disemprot. Sedang shortblasting pakai biji besi yang dimasukkan dalam drum dengan jumlah 100 kilogram.
Sebenarnya untuk sandblasting juga bisa pakai biji besi, namun harganya jadi lebih mahal. Dimensi biji besi yang dipakai hanya sebesar gula pasir dengan bentuk bulat.
Menurut Atek, untuk hasil pembersihan bisa disesuaikan keinginan konsumen. Ingin seperti motif kasar seperti kulit jeruk atau halus saja. "Tinggal pakai biji besi yang lebih besar saja," jelas pria yang usaha utamanya seputar alternator ini.
Saat proses pembersihan juga berbeda. Contoh mobil, maka bisa langsung dikerjakan 1 unit mobil tanpa harus dilepas per bagian. "Tinggal kita bikinkan dudukannya saja. Dibuat seperti kambing guling. Jadi mobil yang kita putar-putar," ungkap Dana.
Sedangkan untuk shorblasting, harus dipereteli terlebih dahulu. Itupun tak bisa terlalu besar. Namun untuk komponen seperti mesin masih bisa dikerjakan.
Namun untuk urusan komersial, Dana lebih ‘unggul' dibanding Atek. Untuk komponen kecil sekitar Rp 750 ribu sampai Rp 1,5 juta, sedang untuk 1 mobil utuh bisa sampai Rp 9 juta. "Saya sebenarnya tidak terlalu komersial. Hanya untuk kalangan tertentu saja. Sebab ini saya gunakan untuk alternator," jujur Atek.
Meski demikian, dirinya tetap memberi kisaran harga. Contoh untuk tutup silinder Mercedes-Benz 6 silinder dihargai Rp 750 ribu. (mobil.otomotifnet.com)
Menurut Atek, untuk hasil pembersihan bisa disesuaikan keinginan konsumen. Ingin seperti motif kasar seperti kulit jeruk atau halus saja. "Tinggal pakai biji besi yang lebih besar saja," jelas pria yang usaha utamanya seputar alternator ini.
Saat proses pembersihan juga berbeda. Contoh mobil, maka bisa langsung dikerjakan 1 unit mobil tanpa harus dilepas per bagian. "Tinggal kita bikinkan dudukannya saja. Dibuat seperti kambing guling. Jadi mobil yang kita putar-putar," ungkap Dana.
Sedangkan untuk shorblasting, harus dipereteli terlebih dahulu. Itupun tak bisa terlalu besar. Namun untuk komponen seperti mesin masih bisa dikerjakan.
Namun untuk urusan komersial, Dana lebih ‘unggul' dibanding Atek. Untuk komponen kecil sekitar Rp 750 ribu sampai Rp 1,5 juta, sedang untuk 1 mobil utuh bisa sampai Rp 9 juta. "Saya sebenarnya tidak terlalu komersial. Hanya untuk kalangan tertentu saja. Sebab ini saya gunakan untuk alternator," jujur Atek.
Meski demikian, dirinya tetap memberi kisaran harga. Contoh untuk tutup silinder Mercedes-Benz 6 silinder dihargai Rp 750 ribu. (mobil.otomotifnet.com)