Kenapa Rem Bisa Blong?

billy - Sabtu, 18 Februari 2012 | 10:25 WIB

(billy - )


Penyebab kecelakaan bus Karunia Bakti di Cisarua, Bogor, Jumat (10/2) diduga karena rem blong. Kenapa bisa terjadi? "Kemungkinan besar masih memakai sistem rem air over hydraulic yang memang sangat rentan untuk blong. Sistem ini tidak memiliki proteksi ketika terjadi rem blong," ujar Mursal Said, Product Dev. & Engineering Manager PT Foton Mobilindo.

Gampang untuk blong itu bisa disebabkan kampas rem habis atau sil bocor yang tidak terdeteksi. Ini berbeda dengan sistem full air S-cam brake yang digerakkan udara yang memang lebih maju teknologinya. Sistem ini sudah dipakai untuk bus dengan sasis Mercedes-Benz dan sudah dipakai kendaraan keluaraan Eropa lainnya.

Sistem ini memungkinkan mobil langsung berhenti ketika terjadi kerusakan pada pengereman baik yang ditimbulkan kemampuan kampas rem yang merupakan komponen utama maupun kebocoran dari oli. Tidak hanya produk Eropa, produk Hino Auman 290 PS serta Hino 330 juga sudah mengaplikasi sistem pengereman dimaksud.

Sistem S-cam brake ini bekerja kalau tekanannya di atas 6 bar. Namun begitu tekanan di bawah 6 bar maka otomatis akan langsung mengunci dengan sendirinya alias berhenti. S-cam ini memiliki safety lebih tinggi karena memakai 2 valve dan spring type chamber.

Irwan Supriyono, Executive Officer Service & Part PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menyatakan kemungkinan rem blong yang terjadi pada bus Karunia Bakti karena maintenance yang tidak diperhatikan. "Terutama pada kampas rem sebagai komponen utama. Setiap 5.000 km harus dilakukan pengecekan. Juga bisa disebabkan saluran oli dan angin sudah kotor," ujar Irwan.

Menyangkut masalah timbul dari kampas rem itu bisa terjadi karena keausan dari ketebalan kampas rem. Atau faktor eksternal yang digerakkan dari oli. Irwan menyarankan dilakukan perawatan rutin hingga celah kampas rem. Juga tidak sekadar menambahkan oli, melainkan pengecekan hingga salurannya. Percuma saja oli ditambahkan terus kalau yang terjadi kebocoran.

Soal pemakaian kampas rem terbuat dari bahan limbah, PT HMSI selaku Agen Pemegang Merek (AP) tidak merekomendasikan. "Secara performance, tidak ada masalah kampas rem dari bahan limbah. Karena juga sudah digunakan bertahun-tahun. Secara harga sampai separoh lebih murah. Tapi secara kesehatan tidak baik karena terbuat dari bahan yang tidak higienis," sambung Irwan.

Selain sistem air over hydraulic yang sudah dianggap konvensional dan S-cam brake full mechanical, kendaraan sekarang juga sudah dilengkapi ABS (anti-lock braking system). Peranti ini merupakan peranti standar kendaraan sesuai dengan Euro 2. Sedang dari bahannya, kampas rem dibuat dari bahan asbestos dan non-asbestos.

Apa yang harus dilakukan ketika terjadi rem blong. Baik Mursal maupun Said mengatakan dengan segera menarik hand brake (rem tangan). Namun itu juga bukan jaminan bisa menyelamatkan kendaraan ketika melaju dengan kecepatan tinggi dan medan turunan. Satu hal lagi yang bisa dilakukan segera menurunkan gigi dari 5-6 menjadi 1-2. Kalau pun tetap terjadi kecelakaan masih bisa diminimalisasi.

Tora Arisasongko, anggota Bismania melihat saat ini banyak perusahaan bus yang melakukan kanibalisme. Yakni perusahaan membeli bus yang sudah tidak layak jalan (jongkrok di bengkel dan garasi) dibeli dan hanya dipakai spare part-nya untuk bus lainnya. "Istilahnya, make over body alias mesin lama bodi baru. Ini dilakukan un tuk meminimalisasi biaya perawatan," ujar Tora.
(mobil.otomotifnet.com)