Edisi khusus seperti 3-pieces, lebar belang, offset celong makin diburu meski banderolnya selangit
“Berembel-embel legendaris, pelek-pelek asli yang masih dalam kondisi baik jadi punya banderol tinggi,” papar Dimas Anantya dari New Face Paint Factory. Dia mencontohkan pelek Brabus Monoblock III yang rilis pada awal ’90-an.
|
Kalau dipikir-pikir, Monoblock III yang sudah lawas bisa bersanding dengan Monoblock V atau VI yang jelas lebih baru. “Tetapi itulah Indonesia yang memiliki karakter unik,” terang Barto dari Barata Ban di bilangan Cilangkap.
Contoh lain yang tak kalah melegenda adalah pelek Carlsson 3/6 atau Linea VIP yang bisa dihargai Rp 15 jutaan untuk diameter 18 inci. Tak pernah ada yang tahu persis penyebab pelek tadi menjadi mahal dan diburu penggemar BT90s.
Pastinya, pelek lawas seperti AC Schnitzer, Breyton, Alpina, Schmidt, BBS, Enkei, Potenza, Momo, OZ atau Compomotive, kini bak harta karun. “Apalagi special edition seperti lebar ‘belang’, bibir polished atau offset celong, harganya makin tak karuan,” ujar Risang, pemain pelek lawas. (mobil.otomotifnet.com)