Die Cast Lover, Bisa Dimodifikasi Ala Mobil 1990-an

billy - Jumat, 24 Juni 2011 | 17:11 WIB

(billy - )


JAKARTA - Mobil-Mobilan miniatur alias die cast car toys beredar di Tanah Air dalam berbagai skala ukuran. Salah satunya yang populer adalah perbandingan 1:43.

Artinya dimensi mobil-mobilan ini hanya seperempat puluh tiga mobil yang asli. Bisa dibayangkan ukurannya, kurang lebih menyamai kotak korek api.

Sesuaikan Trend
Gilanya, beberapa komunitas di Jakarta melakukan modifikasi pada mobil-mobilan tadi. Sebut saja Prakoso Indra, Antoni Kundar, Aldi Kresnaresi, Hanami Micko dan Rian Devara.

Saking demennya mereka sama modifikasi mobil beneran alias yang 1:1, sekarang mainan pun dioprek bergaya mobil yang ada di jalanan.

 Koleksi besutan dominan mobil yang banyak seliweran di jalan
Tak tanggung-tanggung, model die cast yang mereka koleksi adalah mobil yang memang banyak seliweran di jalanan Indonesia. Semisal Suzuki Swift GT3 atau BMW seri 5 anyar.

Bahkan, besutan BT90s macam Toyota Starlet 1988 alias ‘Starko’ (Starlet kotak), Honda Estilo 1992, Peugeot 406 dan BMW 318i M40 juga ada diantara koleksi mereka yang mencapai ratusan unit.

Belum lagi habis kekaguman akan tipe mobil yang mereka miliki, makin geleng kepala bila melihat besutan tadi dalam kondisi ceper, pakai pelek besar, roof rack dan spoiler kit.

Semuanya di customized sesuai selera masing-masing. “Tergantung mood kalau lagi bagus, detil paling njelimet sekalipun suka kita garap,” kekeh Indra yang juga karyawan salah satu bank swasta ini.

Pemilihan atribut pun diusahakan mengikuti zaman atau trend yang berlaku. Seperti contoh pelek BBS jaring atau seri LM yang sekarang kembali naik daun. Atau pelek RS Watanabe yang legendaris.

 Salah satu koleksi gacoan adalah mobil BT90s yang modifikasi dengan rapi
Soal mencari komponen untuk modifikasi, mereka mengakui butuh kesabaran tinggi karena tak selamanya tersedia. Tak jarang mereka menganibalnya dari mobil-mobilan lain demi kesempurnaan sebuah master piece mereka.

Hebatnya lagi, tak jarang mereka membuatnya sendiri karena memang tak pernah ada jika mau ‘beli jadi’. Skill mereka  menular bak virus sehingga mereka banyak diminta tolong teman-teman sesama penggemar die cast 1:43.

Biasanya jasa ‘minta tolong’ ini dikompensasi uang ‘capek’ antara Rp 70-100 ribu, tergantung order dan tingkat kesulitan pengerjaan. “Kalau mood lagi bagus dan stok komponen lagi lengkap bisa kelar dalam waktu 2-3 hari,” jelas Indra lagi.

 Hasil rombakan diusahakan sedetil mungkin dan menyesuaikan trend yang ada
Namun, Indra dan Anton mengakui, kesibukannya di kantor dan kampus kerap menyita hobi mereka untuk berkarya. “Sekarang masih sebatas main kaki-kaki dan aksesori pendukung saja,” tutur Anton yang juga mahasiswa Universitas Tarumanegara ini.

Belum kepikiran main cat atau decal, Bro?    (mobil.otomotifnet.com)