Toyota Kijang Innova Second, Depresiasinya Hanya 5 Persen Per Tahun

Editor - Senin, 1 Februari 2010 | 11:58 WIB

Toyota Kijang Innova Second, Depresiasinya Hanya 5 Persen Per Tahun (Editor - )

OTOMOTIFNET - Inilah penerus mobil legendaris Toyota Kijang di Indonesia. Kesuksesannya sebagai MPV yang tahan banting dan dicintai masyarakat selama puluhan tahun.

Dan bermetamorfosis menjadi kendaraan kelas menengah ke atas. Tak heran, kenaikan kelas ini ikut mendongkrak pula kenaikan harganya.

Desainnya disempurnakan dari sebelumnya. Begitu pun dengan kapasitas mesin dan kenyamanannya ikut diperhatikan.

Daya angkutnya yang banyak, baik untuk penumpang dan barang juga dipertahankan. Di pasaran mobil bekas, Kijang Innova tetap masuk unit yang dicari.

Dari sekian varian, tipe E dan G banyak yang dipilih konsumen. ”Banyak yang cari tahun 2007 ke atas karena mesinnya sudah mengadopsi standar Euro II dan dipercaya lebih irit dibanding di bawah tahun 2007,” jabar Kris Widagdo dari Sabda Motor. Di gerainya, Kijang Innova tipe G tahun 2005 dibanderol Rp 150 juta. Tapi itu bukan harga mati. Kris masih bersedia menurunkan harga sampai beberapa juta lagi.

Menariknya, harga Kijang Innova bekas ada yang tak terpaut jauh sama Kijang LGX bensin 1.8. Kris menyebut sebagai fenomena yang anomali. Sampai saat ini saja, Kijang LGX bensin 1.8 tahun 2003 harganya tetap bertengger pada Rp 135 juta. ”Harganya bertahan terus karena banyak yang cari,” kata Kris.

Pendapat serupa juga diutarakan H Hanafi dari DHI Motor. Harga Toyota Kijang LGX 1.8 tahun 2003 berada di kisaran Rp 125 juta. Jika kondisinya istimewa bisa naik drastis. Banderol itu hanya selisih Rp 20 juta dari Kijang Innova tipe G tahun 2004 yang ada di kisaran harga Rp 145 juta.

”Ada yang suka pilih Kijang LGX, tapi kalau saya pribadi pilih Innova karena tahunnya lebih muda,” jabar Hanafi seraya menyebut nilai depresiasi Kijang Innova sekitar 5% per tahunnya.

Penulis/Foto: Khalif / Khalif