Jakarta – Tak hanya bisa dikembangkan menjadi mobil pribadi, teknologi mobil listrik nasional juga dapat diandalkan jadi sarana angkutan massal. Saran ini dikemukakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama pekan lalu.
“Saya rasa mobil listrik untuk angkutan umum sangat possible, selain ramah lingkungan juga hemat biaya operasional. Sudah ada buktinya, di Korea saja semua bis sudah mengaplikasi tenaga listrik, jadi kenapa di sini tidak bisa,” ungkap pria yang karib disapa Ahok ini.
Senada juga diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta. “Presiden sangat mendukung sekali kalau ada bus listrik. Karena tidak mencemari lingkungan. Saat ini kita hanya tinggal mengembangkan teknologi baterai. Sedangkan teknologi lain seperti sasis, bodi, kelistrikan dan motor listrik saya rasa sudah dikuasai,” paparnya.
Sementara dari sisi industri, Dasep Ahmadi pemilik PT Sarimas Ahmadi Pratama merasa mengembangkan mobil listrik pada angkutan umum sudah dapat dilakukan dengan skala industri massal.
“Kami sudah menyiapkan delapan bis bertenaga listrik dengan ukuran medium yang rencananya akan digunakan dalam pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) bulan Oktober 2013 di Bali,” ungkapnya bangga.
Tak hanya itu, LIPI sebagai lembaga peneliti di Indonesia juga telah mengembangkan minibus bertenaga listrik bernama Hevina.
“Ini memang sebatas prototype, namun sudah mengalami uji jalan dan menjadi mobil operasional Kepala LIPI. Nantinya teknologi dari kami bisa dikembangkan oleh pabrikan sebagai produk massal,” jelas Abdul Hapid, Kepala Bidang Peralatan Transportasi LIPI sembari menyatakan jika kemungkinan Hevina juga akan ditampilkan di APEC nanti. (mobil.otomotifnet.com)
“Saya rasa mobil listrik untuk angkutan umum sangat possible, selain ramah lingkungan juga hemat biaya operasional. Sudah ada buktinya, di Korea saja semua bis sudah mengaplikasi tenaga listrik, jadi kenapa di sini tidak bisa,” ungkap pria yang karib disapa Ahok ini.
Senada juga diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta. “Presiden sangat mendukung sekali kalau ada bus listrik. Karena tidak mencemari lingkungan. Saat ini kita hanya tinggal mengembangkan teknologi baterai. Sedangkan teknologi lain seperti sasis, bodi, kelistrikan dan motor listrik saya rasa sudah dikuasai,” paparnya.
Sementara dari sisi industri, Dasep Ahmadi pemilik PT Sarimas Ahmadi Pratama merasa mengembangkan mobil listrik pada angkutan umum sudah dapat dilakukan dengan skala industri massal.
“Kami sudah menyiapkan delapan bis bertenaga listrik dengan ukuran medium yang rencananya akan digunakan dalam pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) bulan Oktober 2013 di Bali,” ungkapnya bangga.
Tak hanya itu, LIPI sebagai lembaga peneliti di Indonesia juga telah mengembangkan minibus bertenaga listrik bernama Hevina.
“Ini memang sebatas prototype, namun sudah mengalami uji jalan dan menjadi mobil operasional Kepala LIPI. Nantinya teknologi dari kami bisa dikembangkan oleh pabrikan sebagai produk massal,” jelas Abdul Hapid, Kepala Bidang Peralatan Transportasi LIPI sembari menyatakan jika kemungkinan Hevina juga akan ditampilkan di APEC nanti. (mobil.otomotifnet.com)