Rudyanto membuat website ini berawal dari kegalauannya menghadapi macet tiap hari menempuh perjalanan ke kantor antara BSD-Cakung. Motonya, dua mobil jadi satu mobil, hemat BBM 50 persen. Dari awalnya hanya website, berkembang jadi nebeng.info untuk berbagi kendaraan saat mudik dan kombeng atau komunitas nebeng, forum untuk berbagi aneka informasi antar anggota.
“Di tol penuh mobil yang isinya cuma satu orang. Kalau 2 orang di 2 mobil aja digabung jadi 1, kan lumayan mengurangi macet. Bonusnya hemat,” lanjut Silvia Setiadarmo, programmer yang sehari-hari mengelola operasional nebeng.com.
Website ini mempertemukan pemilik mobil atau pemberi tebengan dengan penebeng. Anggota mencari pemberi tebengan atau penebeng sesuai area tempat tinggal atau tujuan. “Kita hanya mewadahi, proses janji ketemu, tarif dan operasional nebengnya, semua diatur sendiri oleh pemberi tebengan dan penebeng,” terang Silvia.
“Ide dasarnya adalah berbagi kendaraan. Ongkos BBM memang tidak 100 persen hilang, tapi lumayan berkurang. Membantu banget, apalagi sekarang BBM lagi naik,” kata Rudy.
Tarif bervariasi tergantung kesepakatan dan jarak tempuh, berkisar Rp 5 sampai 12 ribuan. Tidak lebih murah dari angkutan umum, tapi penumpang mendapat keamanan dan kenyamanan kendaraan pribadi. “Selain hemat, pemberi tebengan jadi ada teman di jalan. Lumayan mengurangi stres,” ujar pelaku usaha di bidang informasi ini.
OMPRENGAN
“Banyak orang-orang kantoran yang awalnya menyediakan mobilnya untuk barengan untuk menghindari 3 in 1. Yang begini mobilnya lebih nyaman, biasanya Avanza, Innova atau Kijang. Enggak seperti yang niat menyediakan omprengan, bangku mobilnya dimodifikasi jadi kayak angkot,” terang Carmelita, karyawati di kawasan Sudirman yang biasa menggunakan omprengan dari Tangerang.
Sekali jalan, omprengan ini mematok tarif mulai Rp 5 ribu untuk jarak tempuh Tangerang atau Bekasi. Dari awalnya berbagi kendaraan, menghindari 3 in 1 sampai ngirit, hubungan para pengguna ini banyak yang berkembang jadi seperti komunitas.
“Lama-lama jadi kayak langganan, tukar nomer handphone. Kalau pemilik mobil mesti keluar kota, dia ngabari kalau besok enggak bisa. Sampai ada yang bikin arisan atau ngundang kawinan,” bilang Carmel sambil tertawa. (mobil.otomotifnet.com)