Selang beberapa hari kemudian, sebuah bus pariwisata menabrak tebing di Ciloto, Kab, Cianjur, Jabar pada Rabu (27/2) siang. Lagi-lagi 16 orang tewas di tempat. Terakhir pada Kamis (28/2) silam, dimana sebuah bis terjun kejurang di Simalungun, Sumatera Utara. Kecelakaan ini mengakibatkan 7 penumpang tewas termasuk supir.
Dari hasil olah TKP, pihak berwajib menyatakan dugaan penyebab kecelakaan diakibatkan gagalnya fungsi rem kendaraan. Ditinjau dari segi safety driving, gagalnya fungsi rem sebenarnya bisa diantisipasi oleh pemilik kendaraan tersebut, dengan melakukan pengecekan awal sebelum berkendara.
FAKTOR MANUSIA
Dalam tiga kasus kecelakaan tersebut, faktor manusia berperan sangat besar. Utamanya kesiapan pengemudinya terlebih dulu. "Kesiapan pengemudi bukan hanya dari fisik, tapi dari kemampuan dia mengantisipasi, skill berkendara dan jam terbang," papar Rudy Novianto, instruktur safety driving dari Jakarta Road Survival (JRS). Menurutnya, penyaringan pengemudi sudah dilakukan pada saat permohonan pengajuan SIM, namun sudah jadi rahasia umum, banyak pemohon SIM yang main jalur belakang.
Hal yang sama juga disampaikan Bintarto Agung, presiden Direktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), bahwa kerusakan pada kendaraan yang berakibat kecelakaan bisa diantisipasi. "Mechanical problem seperti rem blong hanya sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan," katanya.
Menurutnya, dalam ketiga kasus ini faktor human error paling berpengaruh. "Kerusakan mekanis seperti rem blong bisa dicegah jika pengemudi atau pemilik kendaraan melakukan pengecekan sebelum kendaraan dipakai," urai pria ramah ini.
FAKTOR JALAN
Bagian lain yang berkontribusi dalam ketiga kecelakaan tersebut ialah kondisi jalan yang menurun. "Jalan memang menjadi faktor pendukung kecelakaan tapi sebenarnya bisa diantisipasi pengemudi dengan mengurangi kecepatan," ujar Rudy.
Di lokasi pun sudah dipasang rambu-rambu yang menerangkan kondisi jalan yang akan dilalui. “Tinggal bagaimana pengemudi mengantisipasi," tambahnya.
Beban bawaan yang selalu diremehkan juga jadi faktor pendukung lainnya. "Kebiasaan membawa beban hingga overload mengganggu handling kendaraan," jelas Bintarto. Ditambah kondisi jalan yang menurun dan kurangnya perawatan dan pengawasan pada kondisi kendaraan, memperbesar peluang terjadi kecelakaan. (mobil.otomotifnet.com)