Uji Coba e-ticket Transjakarta, Enggak Bisa Pilih Sesuai Bank Langganan

billy - Kamis, 21 Februari 2013 | 14:03 WIB

(billy - )


Peluncuran sistem pembayaran elektronik (e-ticket) bus Transjakarta atau busway, resmi dilakukan oleh Pemprov DKI pada tanggal 22/01 lalu. Tentu patut diapresiasi, mengingat e-ticket ini merupakan langkah Pemprov DKI Jakarta untuk mengoptimalkan layanan bus Transjakarta. Ada 5 bank yang digandeng sebagai penyedia kartu debet elektronik diantaranya Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA dan Bank DKI.

Melalui mekanisme lelang umum, maka Perum Damri ditunjuk sebagai operator busway terhitung hingga awal tahun 2015. “Penerapan e-ticket dilakukan guna mendukung operasional busway dan pelayanan sistem pendukungnya termasuk feeder busway. Diharapkan masyarakat dapat melakukan transaksi lebih singkat, praktis dan mudah. Dalam peresmian e-ticket ini sekaligus diluncurkan 66 unit busway baru bermerek Zhong Tong serta integrasi Kopaja AC ke jalur busway,” urai Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Untuk memastikan berfungsinya seluruh sistem e-ticket, maka

OTOMOTIF melakukan investigasi sekaligus mencoba secara langsung (1/02) di koridor 1 Transjakarta Blok M – Kota. Sebelumnya harus membeli terlebih dahulu kartu debet elektronik sebagai e-ticket yang tersedia seluruh halte busway koridor 1. Harga perdananya dipatok Rp 50 ribu, jumlah nominal uang di dalamnya Rp 50 ribu. Namun sayangnya penjualan e-ticket dilakukan secara berurutan sesuai susunan bank peserta, sehingga pembeli tidak memilih bank tertentu sesuai keinginan.

Hal tersebut dikeluhkan oleh mayoritas calon pembeli e-ticket. Lantaran kalau dapat tiket yang mereka tidak punya rekening di situ akan menyulitkan saat ingin mengisi ulang. Alhasil banyak yang mengurungkan niatnya untuk membeli e-ticket.

“Saya ingin beli e-ticket yang sesuai dengan rekening tabungan Saya, sehingga memudahkan melakukan top up. Jika diurut seperti ini tentu sulit. Saya maunya beli e-ticket sesuai dengan kartu ATM Saya,” ujar Vera, Karyawati salah satu perusahaan swasta ketika ditemui di halte Sarinah.

Pemasaran e-ticket terlihat cukup gencar dengan menempatkan 2 hingga 3 orang tenaga sales di tiap halte yang dilengkapi dengan booth khusus. “Dalam sehari Saya bisa jual rata-rata 30 e-ticket. Namun jika jual di halte Blok M bisa mencapai 60 buah dalam satu shift (dari pagi hingga sore),” bilang salah satu sales yang ditemui di halte busway Kota. (mobil.otomotifnet.com)