Kemungkinan banjir dimulai dengan potensi rendah pada bulan November, sedangkan potensinya meningkat menjadi menengah seiring terjadinya puncak hujan di bulan Desember di 2012 tahun ini. Ancaman banjir besar di Jakarta tahun ini mulai banyak dikhawatirkan. Ini mengacu anggapan adanya siklus banjir lima tahunan di Jakarta, setelah banjir besar melanda seperti pada tahun 2002 dan 2007.
Kita bisa menyaksikan sendiri banjir yang kerap melanda Jakarta akibat buruknya drainase. Tata kelola air sangat tidak maksimal membuat air hujan tidak mampu ditangani dengan baik. Dampak dari hal tersebut adalah munculnya banjir dan genangan air di berbagai ruas jalan.
Dalam berbagai kesempatan, Ery Baskoro, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, mengaku sudah melakukan berbagai persiapan dan antisipasi terkait musim hujan yang dapat berpotensi menimbulkan genangan serta banjir di sejumlah titik di Ibu Kota. Salah satu langkah yang dilakukan mengecek sejumlah pompa serta mengerahkan satgas di sejumlah lokasi untuk melancarkan aliran air ke drainase.
Selain itu, pihaknya juga telah membekali anggotanya yang tersebar di jalan dengan gergaji besar untuk menangani pohon atau baliho tumbang yang biasa terjadi bila hujan deras. Pos-pos tetap di berbagai persimpangan jalan juga sudah dioptimalkan manakala terjadi kemacetan yang luar biasa. Pihaknya juga terus-menerus menginformasikan kondisi jalan terkini memalui jejaring sosial via TMC Polda Metro.
Budiyanto pun memaparkan ada 100 lokasi rawan macet dan 97 rawan banjir di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Untuk lokasi rawan banjir tersebar mulai dari lima wilayah Jakarta, Tangerang, Kodya Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Depok. Di wilayah Jakarta Pusat ada 17 lokasi rawan banjir, Jakarta Utara 14 lokasi, Jakarta Selatan 23 lokasi, Jakarta Barat 13 lokasi, Jakarta Timur 15 lokasi, Tangerang 7 lokasi, Kodya Bekasi 4 lokasi, Kabupaten Bekasi 2 lokasi dan Depok 2 lokasi. Banyak lokasi rawan macet sekaligus rawan banjir. Kapan macet dan banjir ini cepat berlalu?. (mobil.otomotifnet.com)