Panser TNI Angkatan Darat, Mandiri dengan Buatan Sendiri

billy - Senin, 29 Oktober 2012 | 08:05 WIB

(billy - )


Kemandirian kendaraan tempur atau ranpur TNI Angkatan Darat sudah tidak bisa diremehkan lagi. Indonesia melalui PT. Pindad telah mampu membuat panser yang efektif sebagai ranpur taktis dan teknis. Kendaraan lapis baja yang dikenal dengan nama Panser APS-3 Anoa, menjadi salah satu yang terbaik dikelasnya. “Yonif 201 TNI Angkatan Darat memiliki 51 panser. Kecepatan maksimum panser Anoa buatan PT Pindad ini adalah 90 km/jam dengan mengangkut personel dan persenjataan lengkap,” bilang Letkol Infanteri Ali Aminudin, dari Yonif 201 Mekanis TNI Angkatan Darat.

Dalam peruntukkannya terdiri dari beberapa fungsi yang dibedakan berdasarkan sistem persenjataan dan kebutuhan. “Secara keseluruhan, Panser Anoa terdiri dari panser komando, ambulance, mortir, recovery, Personal (angkut personel) dan Intai. Semua ini dimiliki oleh Yonif 201 Mekanis TNI AD,” bilang Letda Chb (Corps Perhubungan) Dwi Prasetyo, Yonif 201 Mekanis TNI Angkatan Darat.

Jumlah Panser Anoa buatan PT Pindad yang dimiliki oleh matra Angkatan Darat diakui cukup banyak. Hal ini dikatakan oleh Letda Chb Dwi Prasetyo, dimana batalyon TNI AD lainnya juga diperkuat oleh Panser Anoa. Bisa terbayang bukan, bagaimana jika seluruh Panser berada di jalanan ibukota? hehehe… pastinya kekuatan tempur perkotaan TNI AD semakin kuat. “Sebagai penunjang kebutuhan, didalam panser dilengkapi Alkom Set Ton (Alat Komunikasi Set Pleton) yang meliputi GPS ranking, radio AM/FM hingga perangkat CCTV,” beber Letda Chb Dwi Prasetyo.

Panser APC-3 Anoa yang dihadirkan pada Pameran Alutsista (alat utama sistem senjata) 2012 di areal silang Monas, Jakpus (6/10) lalu ini sebagian besar versi 6x6 atau rodanya berjumlah 6 buah dengan penggerak masing-masing. Kapasitas angkutnya adalah 10 orang termasuk driver, komando dan 2 orang penembak diatas. Struktur bodi menggunakan desain monocoque dengan lapisan baja dan rangka kategori STANAG 4569 level 3. Artinya bisa menahan peluru kinetis dengan kaliber 7.62 x 51 mm armor piercing yang merupakan ketentuan standar NATO.

Konfigurasi mesin yang digunakan Panser Anoa berjenis diesel turbo-charged 6 silinder segaris. Mesin tersebut diadopsi dari engine Renault MIDR 062045. “Panser ini sangat efektif sebagai kendaraan pendobrak sekaligus memobilisasi pasukan anti teror. Kopassus memiliki sekitar 8 unit yang mejadi bagian terpenting ranpur kami,” terang Kolonel Infanteri Kartika, selaku asisten personel DanJen Kopassus.


Merekondisi Alutsista yang Telah Uzur

Dalam struktur organisasi korps TNI Angkatan Darat terdapat Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad), yang berfungsi vital untuk merawat Alutsista TNI AD. “Pekerjaan kami termasuk merekondisi kendaraan tempur yang uzur. Caranya dengan memanfaatkan komponen aftermarket yang beredar sebagai part pengganti. Jika tidak ada spare part-nya kami pun berinisiatif membuat. Sejumlah unit yang berhasil diperbaiki diantaranya tank AM13, ranpur Canon dan Panser APC. Semuanya rata-rata buatan luar negeri,” beber Muslihat, mekanik dan teknisi senior Ditpalad. (mobil.otomotifnet.com)