Jika dikatakan bahwa kondisi ini mendukungnya tampil bagus, sepertinya tidak juga. Lantaran di beberapa seri sebelumnya seperti di Moto2 Le Mans, Moto2 Assen dan juga Moto2 Sachsenring, juga terlihat kondisi yang sama. Tapi Topan tidak sebegitu dominannya.
Lantas ada apa gerangan yang membuat Topan bisa melejit dalam kondisi trek yang lembab di Motegi? Apakah karena memang karakter sirkuit stop and go yang sesuai dengan gaya balap Topan atau memang ada perubahan besar pada setup motornya?
Apa pun itu, jelas ini cukup positif bagi sang pembalap debutan Moto2 itu. Paling tidak semoga ini menjadi awal performa terbaiknya bisa mengamankan posisi finish yang kompetitif seperti konsistensi yang ditunjukkan rekan setimnya yaitu Anthony West. (otosport.co.id)