Salah-satunya dialami oleh Rafid Topan Sucipto yang baru tahun ini menjajal ajang balap Moto2 bersama tim QMMF dibawah dukungan Evalube. Pembalap asal DKI Jakarta itu bahkan cenderung masih butuh adaptasi lebih besar, karena faktor fisiknya belum cukup mendukung untuk tampil kompetitif.
“Fisik itu adalah hal yang paling utama dalam balapan. Power besar yang keluar dari motor, butuh durabilitas fisik jika bertarung lebih dari 20 lap. Hal ini jugalah yang mengharuskan seorang pembalap harus lebih matang dari sisi fisik. Lah, kita lihat saja para pembalap papan atas yang tidak pernah terlepas dari sesi latihan (fisik dan skill). Tujuannya tentu agar mereka bisa tambah kompetitif,” urai Dyan Dilato, Manager Rafid Topan Sucipto.
“Nah, sekarang yang sedang ia permantap adalah memperbanyak melakukan latihan di gym dan di dirt track atau motocross. Jika ia bisa rutin melakukan hal tersebut disertai dengan mengasah skill dan feeling di track, maka setahap demi setahap pencapaian bisa diperbaiki. Tapi untuk bisa bersaing di lini terdepan, butuh waktu paling enggak 3 tahun untuk bisa bersaing. Lihat aja Marc Marquez yang harus berlaga dari bawah,” ulasnya.
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan fisik dan skill Topan dari waktu ke waktu, ia akan tetap berduel dengan rekan setimnya yaitu Anthony West menjalani sesi latihan. Dengan begitu ia bisa membandingkan sampai dimana peningkatan fisiknya memenuhi batas ideal untuk tampil kompetitif.
Yah, semoga ada peningkatan nyata di seri-seri berikutnya, Go Topan! (otosport.co.id)