Namun pembalap asal Spanyol itu tidak menyalahkan strategi yang diaplikasikan timnya. Meski tim Ferrari salah mengaplikasikan strategi pit stop, Alonso tetap membela hal tersebut. Pasalnya Alonso tidak hanya sekadar melakukan pit stop untuk menyaingi Lewis Hamilton, namun ia juga harus menahan Sebastian Vettel yang berada di belakangnya.
“Ini adalah strategi yang kami percaya bisa lebih baik untuk meraih kemenangan. Dengan sisa 18 lagi kami hanya berpikir untuk tetap berada di trek dan menahan Vettel atau pit stop lagi serta melihat apa yang akan terjadi. Tim pun memilih untuk tidak pit stop, karena jika kami melakukan itu, maka kami akan finish di urutan keempat. Tapi di akhir balapan kami baru sadar bahwa strategi sekali pit stop tak bekerja,” ungkap Alonso.
“Strategi ini bukanlah sebuah kesalahan, tapi degradasi ban adalah hal yang paling besar. Nah sekarang kami juga sudah mempunyai pandangan yang jelas tentang degradasi ban di mobil kami. Pasalnya Romain Grosjean juga pakai strategi pit stop yang sama dengan kami, tapi ia bisa menggunakan kompon bannya dengan bijak dan menjalani 55 lap serta mencetak lap time yang sama dengan Hamilton. Sementara kami hanya menjalani 45 lap dan performa ban menurun drastis. Inilah masalah utamanya,” imbuhnya.
Meski demikian, Alonso tetap bangga karena masih bisa mengamankan poin yang besar di Kanada. Pasalnya ekspektasi tim Ferrari di Kanada belum terlalu yakin untuk meraih kemenangan. Jadi membawa pulang 10 poin adalah hasil yang cukup memuaskan. (otosport.co.id)