“Masih ingin memenuhi target menjadi juara Indoprix. Baru setelah itu mulai berpikir untuk melangkah ke tingkat Asia. Step by step lah...,” ujar pemilik tim yang berperawakan tinggi langsing itu.
Itu kalau program balap bebeknya, tapi lain cerita dengan program untuk kelas Supersport 600 cc. Sudarmono dan M. Zaki (seeded Motoprix) disebut-sebut lagi sebagai 2 pembalap yang akan ikut kelas tersebut. “Lebih jelasnya soal program tersebut, bisa dikonfirmasikan ke pihak-pihak terkait,” tutur Rudy.
Berbanding terbalik dengan Yamaha Yamalube Trijaya, tim Yamaha Yamalube Tunggal Jaya merombak komposisi pembalapnya. Rafid Topan Sucipto dan Hadi Wijaya, berganti menjadi Fitriansyah Kete yang bertandem dengan Rey Ratukore.
Bagi Rudyanto Widjaya, perombakan pembalap di tim miliknya enggak bisa terelakkan. Apalagi dengan keputusan Topan yang musim ini berkiprah di balapan level dunia (Moto2). “Tapi dengan susunan pembalap anyar, enggak menghilangkan program yang sudah di buat tim saat masih dengan Topan,” paparnya.
Program yang dimaksud adalah soal keikutsertaan tim untuk balapan di kelas Supersport 600 cc. Pembalap yang dipercaya untuk melanjutkan program tersebut adalah Rey Ratukore.
Hasil yang tidak memuaskan jadi pekerjaan rumah bagi tim Yamaha Yamalube SND, di tahun pertamanya naik kelas dari Motoprix ke Indoprix. Apalagi dengan kondisi Asep Kancil Maulana yang jadi pembalap tunggal, cidera saat awal musim.
Untuk memperkuat dan menggapai target tertinggi musim ini, maka Sandy Agung sebagai pemilik tim menambah pasukannya. I Gede Arya yang akrab di sapa Ucil, masuk untuk bertandem dengan Kancil di Indoprix. (otosport.co.id)