Sampai dengan seri ke-3 dari 5 seri Indoprix yang direncanakan, rombongan terdepan dan pengisi podium juara masih dimiliki rider-rider yang sudah berpengalaman. Bagiamana dengan pembalap pendatang baru?
Saat ini ada beberapa pembalap dari ajang Motoprix yang naik kelas ke Indoprix. Mereka itu diantaranya adalah Asep ‘Kancil’ Maulana (Yamaha Yamalube KYT SND), Aldhila Eka Dharma (Honda Daya Denso Castrol Showa NHK Jayadi), Adi ‘Bontot’ Rudianto (Yamaha Yamalube NHK TDR Sentral Mandiri) dan Deri Irfandi (Honda Wahana Dunia Motor Federal Oil).
Kancil yang mengalami cedera yang cukup fatal saat seri pembuka Indoprix, sampai pertengahan musim Indoprix masih bisa belum berbuat banyak. Bahkan saat melakoni seri 2 di Surabaya bersama timnya, Kancil pulang lebih awal. “Sampai saat ini cidera tangan yang dialami Kancil masih dalam tahap penyembuhan,” kata Sandy Agung pemilik tim yang bermarkas di Bandung, Jabar itu.
Performa cukup apik, sempat disuguhkan Aldhila Eka Dharma di seri pembuka Indoprix di Sirkuit Karting Sentul. Rider yang akrab disapa Dila itu mampu memegang kendali sesi superpole IP110. Namun sayang pada seri-seri berikutnya, rider asal Jatim itu performanya seakan meredup.
“Secara kualitas pembalap, Dila enggak ada masalah bertarung dengan rider-rider yang sudah punya pengalaman di Indoprix. Namun memang saat seri Surabaya terjadi miscommunication, sehingga performa motor enggak mendukung,” papar Ahmad Jayadi, selaku owner tim dimana Dila bernaung.
Lebih lanjut mantan pembalap motor nasional itu bilang, insiden terlindas oleh pembalap lain di race pertama IP110 yang membuat Dila cedera. Itu yang kemudian mengganggu performanya di race-race berikutnya.
Adi ‘Bontot’ Rudianto merasakan skill dan emosi yang dimilikinya masih harus diasah. Agar dapat bersaing dengan pembalap lain yang ada di rombongan terdepan. “Secara mesin terutama yang IP125, sudah mampu unutk bersaing di depan,” aku rider yang race 1 dan 2 bisa finish di urutan ke-4 pada seri 3 lalu.
Sementara itu Jimmy S. Winata melihat performa Deri Irfandi mulai terlihat peningkatannya saat melakoni balapan Indoprix seri 3. “Pada seri-seri awal, rider asal region Sumatera itu beradaptasi dengan iklim kompetisi yang cukup ketat di Indoprix. Dari ketatnya iklim itu, membuat Deri termotivasi unutk mempercepat proses adaptasi,” aku petinggi tim Honda Wahana Dunia Motor Federal Oil.
Indoprix masih tersisa 2 seri lagi, yakni di Surabaya dan Binuang. Apa muka-muka baru itu bisa memaksimalkan hasil dari 2 seri yang tersisa? Kita lihat saja nanti. (otosport.co.id)
Saat ini ada beberapa pembalap dari ajang Motoprix yang naik kelas ke Indoprix. Mereka itu diantaranya adalah Asep ‘Kancil’ Maulana (Yamaha Yamalube KYT SND), Aldhila Eka Dharma (Honda Daya Denso Castrol Showa NHK Jayadi), Adi ‘Bontot’ Rudianto (Yamaha Yamalube NHK TDR Sentral Mandiri) dan Deri Irfandi (Honda Wahana Dunia Motor Federal Oil).
Kancil yang mengalami cedera yang cukup fatal saat seri pembuka Indoprix, sampai pertengahan musim Indoprix masih bisa belum berbuat banyak. Bahkan saat melakoni seri 2 di Surabaya bersama timnya, Kancil pulang lebih awal. “Sampai saat ini cidera tangan yang dialami Kancil masih dalam tahap penyembuhan,” kata Sandy Agung pemilik tim yang bermarkas di Bandung, Jabar itu.
Performa cukup apik, sempat disuguhkan Aldhila Eka Dharma di seri pembuka Indoprix di Sirkuit Karting Sentul. Rider yang akrab disapa Dila itu mampu memegang kendali sesi superpole IP110. Namun sayang pada seri-seri berikutnya, rider asal Jatim itu performanya seakan meredup.
“Secara kualitas pembalap, Dila enggak ada masalah bertarung dengan rider-rider yang sudah punya pengalaman di Indoprix. Namun memang saat seri Surabaya terjadi miscommunication, sehingga performa motor enggak mendukung,” papar Ahmad Jayadi, selaku owner tim dimana Dila bernaung.
Lebih lanjut mantan pembalap motor nasional itu bilang, insiden terlindas oleh pembalap lain di race pertama IP110 yang membuat Dila cedera. Itu yang kemudian mengganggu performanya di race-race berikutnya.
Adi ‘Bontot’ Rudianto merasakan skill dan emosi yang dimilikinya masih harus diasah. Agar dapat bersaing dengan pembalap lain yang ada di rombongan terdepan. “Secara mesin terutama yang IP125, sudah mampu unutk bersaing di depan,” aku rider yang race 1 dan 2 bisa finish di urutan ke-4 pada seri 3 lalu.
Sementara itu Jimmy S. Winata melihat performa Deri Irfandi mulai terlihat peningkatannya saat melakoni balapan Indoprix seri 3. “Pada seri-seri awal, rider asal region Sumatera itu beradaptasi dengan iklim kompetisi yang cukup ketat di Indoprix. Dari ketatnya iklim itu, membuat Deri termotivasi unutk mempercepat proses adaptasi,” aku petinggi tim Honda Wahana Dunia Motor Federal Oil.
Indoprix masih tersisa 2 seri lagi, yakni di Surabaya dan Binuang. Apa muka-muka baru itu bisa memaksimalkan hasil dari 2 seri yang tersisa? Kita lihat saja nanti. (otosport.co.id)