Salah satu keunggulan sistem injeksi di motor balap adalah kemudahan melakukan penyetelan dan pengesuaian dengan bermodal perangkat lunak dan komputer. Tinggal pencet beberapa tombol keyboard maka settingan pun bisa diganti-ganti. Tentunya untuk ECU aftermarket punya opsi lebih luas ketimbang piggy back yang hanya mengatur semprotan sistem bahan bakar.
Tapi saking lengkapnya setting ECU balap bisa bikin keder tuner sepeda motor yang belum terbiasa dengan oprek software injeksi di laptop. Intinya jangan takut bereksperimen dan berkonsultasi dengan tuner mobil yang lebih dulu familiar dengan ECU racing.
Dimulai dengan membiasakan diri dengan tampilan dan menu di software ECU balap seperti API Tech, Vortex, Haltech, Vi-PEC atau MoTeC. Fungsi ECU stand alone ini memungkinkan setiap bagian dari sistem injeksi dioprek sehingga perlu waktu untuk memahami setiap setelan di softwarenya.
Ketika ECU sudah terhubung ke laptop maka tuner harus mulai memeriksa fungsi dan sinkronisasi yang dibaca ECU dari beragam sensor di mesin seperti TPS (Throttle Position Sensor), derajat pengapian, MAP (Manifold Air Pressure), suhu air radiator atau mesin, sensor oksigen atau Air Fuel Ratio (AFR) hingga intake air time.
Dengan asumsi mesin balap dalam kondisi prima maka hasil dari sensor di atas akan menunjukkan kinerja mesin secara langsung hingga tuner bisa menganalisa kebutuhan semprotan bensin apakah sudah sinkron dengan pengapian, kelebihan atau malah terlalu sedikit.
“Untuk itu perlu dilihat angka dari sensor oksigen atau AFR sebagai sensor terakhir di sistem injeksi yang membaca sisa oksigen dari ruang bakar, umumnya saat kondisi langsam sekitar 14,7:1, selanjutnya mesin dirunning maka bisa idealnya di rentang 12:1 hingga 13:1 tergantung dengan korekan mesin,” kata Taqwa Suryo Swasono, bos bengkel Garden Speed.
Semakin kering dengan angka AFR di atas 13:1 maka respon mesin akan lebih agresif tapi efeknya mesin cepat panas, sebaliknya jika dibikin lebih boros dengan AFR mendekati 12:1 bikin mesin adem tapi rawan kehabisan bensin saat balap.
Secara teori memang terlihat gampang karena dalam prakteknya ini membutuhkan jam terbang tuner untuk melakukan fine tuning. Karena angka-angka yang disetel di menu software ECU itu bukan absolut, artinya bisa berubah sesuai setting mesin, kondisi sirkuit, cuaca saat balap dan karakter pembalap. Jangan ragu belajar injeksi! (otosport.co.id)