OBSERVER FIA
Jumlah seri yang tetap dipertahankan 3 ini menurut Ijeck, ketua pengprov IMI Sumut, supaya persiapan tiap pereli bisa maksimal. Jarak antar seri yang lebih dari 2 bulan menurutnya lebih dari cukup untuk mempersiapkan segalanya.
Mengenai lokasi juga tidak terlalu banyak berubah dibanding seri 2011. Seri 1 masih akan diselenggarakan di Langkat (6-8/4). Lokasi ‘bermain' masih di perkebunan kelapa sawit, dengan permukaan perpaduan antara tanah dengan batu-batuan lepas.
Kontur batu yang dilibas bukan sembarangan, ada yang sebesar kepalan tangan orang dewasa, batu-batu tajam, juga licin. Tahun lalu, ada peserta di Grup N4 dan GR2 yang mengalami masalah pada kaki-kaki cukup serius setelah melibas trek batuan tersebut. Akibatnya, peserta tersebut kehilangan waktu cukup banyak.
Hadirnya hujan bisa sedikit menurunkan suhu di Langkat yang cukup panas, namun peserta akan sedikit kesulitan melewati tanah yang pasti akan jadi sangat licin.
Sedangkan seri 2 dan 3 masih ada beberapa alternatif. "Kemungkinan akan tetap bermain di Rambong Sialang, tapi ada pilihan juga ke daerah Sergai (Serdang Bedagai). Seri 3 juga begitu, pilihannya antara Rambong Sialang dan Asahan. Kita masih belum tentukan, karena secara jadwal juga masih lama," seru John Lubis, salah satu panitia. Rencananya seri 2 akan digelar pada 6-8 Juli, sedang seri 3 di 5-7 Oktober.
Rambong Sialang ini pernah menjadi trek reli dunia (world rally championship) ketika bertandang ke Indonesia medio 1996-1997. Lokasi permainan masih sama seperti Langkat, yakni di antara pepohonan kelapa sawit. Pembedanya hanya pada kontur trek.
Rambong Sialang semuanya bermain di tanah, tidak ada batu. Saat 2011, peserta sangat terkagum-kagum dengan trek ini. Selain high speed, pemandangan indah, trek lurus juga banyak terhampar. "Semua model trek ada di Rambong Sialang ini," komentar Hervian Soejono, navigator senior ketika itu.
Perbedaan dibanding seri 2011, pada seri tahun ini tidak akan digelar malam hari. "Kasihan ke peserta dan tim mekaniknya. Tidur pasti larut malam dan pagi-pagi sekali harus sudah bangun," ucap Ijeck.
Tak hanya itu saja, namun musim kompetisi ini akan naik gengsinya. Pasalnya, Ijeck berencana untuk ‘duduk' bersama dengan pengprov IMI Kaltim dan Sulsel untuk membahas kelangsungan kejuaraan nasional reli tersebut. Agaknya, salah satu seri di Sumut ini akan dijadikan seri kejurnas. "Kita sih sangat berharap di kepengurusan IMI yang baru ini," ungkap John.
Selain naik level menjadi kejurnas, salah satu seri juga akan didatangi oleh observer dari FIA. Maksudnya untuk menilai kelayakan reli tersebut untuk dijadikan salah satu rangkaian seri Asia Pacific Rally Championship (APRC). Menurut Ijeck, observer tersebut akan didatangkan pada seri 1 di Langkat. "Mudah-mudahan semuanya oke dan IMI yang baru pasti mendorong juga ke arah tersebut," komentarnya.
Adanya reli Sumut ini mendapat perhatian dari kalangan pereli non Sumut. Akbar Hadianto salah satu pereli yang tergabung di FBRT Sport menyatakan akan ikut jika tidak ada halangan.
Semoga konsistensi Sumut dalam menggelar reli dan kepengurusan PP IMI yang baru bisa membawa Indonesia kembali menggelar event reli internasional. (otosport.co.id)