OTOMOTIFNET - Satu-satunya tim pabrikan Honda (Honda Racing) terus terpuruk di ajang balap mobil nasional. Menghadapi 3 sisa seri balap mobil tahun ini, Honda Racing akan kembali memakai setting filosofi sebelumnya yang dianggap sesuai dengan gaya nyetir Alvin Bahar yang telah mengantarnya menjadi juara kelas GT Car selama 3 kali beruntun. Kegagalan 2 tahun terakhir karena tidak sesuai dengan filosofi itu. Sedang soal keberadaan pembalap junior untuk regenerasi, baru akan ditentukan pada akhir tahun setelah usai musim balap.
Uji COba Awal
Bukan bermaksud mencari kambing hitam, namun itulah yang dirasakan tim Honda Racing dengan kegagalan memenangi 3 race yang telah digelar tahun ini. Sejak berakhir seri 3 pada 2 bulan lalu, tim Honda Racing sepakat untuk kembali ke settingan awal. "Ternyata, ujicoba memakai komponen termahal bukan berarti yang terbaik. Itu yang kami lakukan pada awal musim ini dan ternyata tidak mendapatkan performa yang diharapkan," ujar Alvin Bahar, satu-satunya pembalap Honda Racing.
Karena merasa cukup mengerti setting serta telah melakukan kalkulasi ulang dan komponen yang mau dipakai, keputusan itu diambil. "Balik ke settingan awal 2009 dan sedikit improve, saya optimis akan bisa bersaing lagi. Tahun lalu kan sebenarnya mobil kami kompetitif, bisa mencetak fastest, pole position dan pernah memimpin sampai mendadak ban pecah. Jadi kurang luck aja," lanjutnya.
Balik ke settingan 2009, bukan berarti harus menyesuaikan ke settingan yang secara umum diianggap bagus. Padahal belum tentu sesuai dengan karakter nyetir si pembalap, karakter mobil serta karakter sirkuit. Itu hal mendasar yang akan dilakukan tim Honda Racing menghadapi sisa seri tahun.
Hasil ujicoba yang telah dilakukan pada 2 tahun terakhir menunjukkan performa yang menggembirakan.
Meski mungkin agak berat untuk bisa mengulang sukses seperti tahun 2006, 2007 dan 2008,namun kemenangan pada sisa seri musim ini sangatlah penting. Setidaknya untuk pembuktian pemilihan prosedur setting sudah tepat atau belum. Kalau tepat itu akan memberi harapan besar untuk musim tahun depan. "Intinya, tahun lalu itu, masih memakai settingan metode saya," ujar Alvin yang saat ini masih bertengger di peringkat 4 klasemen sementara pembalap.
Soal sebaiknya tim Honda Racing memakai 2 pembalap seperti dulu pernah dilakukan dengan Aldi Hutasoit agar bisa bekerja dan saling bersaing, Alvin sudah menyarankan itu kepada pihak PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku ATPM dan pemilik tim. "Tapi keputusan ada di Honda. Belum lagi, mobil kedua kan dipakai ikut slalom. Atau bisa tambah 1 mobil lagi," kata Alvin.
Bahkan sebenarnya Alvin yang merangkap pimpinan tim Honda Racing telah membuat daftar pembalap berbakat di bawah usia 25 tahun. Namun lagi-lagi keputusan ada di pihak Honda. Namun Alvin tidak mau menyebut nama, nanti takut memberi harapan atau mengecewakan beberapa orang. Yang jelas, nama pembalap muda Rio Saputro dan Demas Agil masuk nominasi di dalamnya.
Sementara itu Jonfis Fandy, direktur marketing dan after sales PT HPM sependapat dengan Alvin. Bahkan performa kurang menggembirakan musim karena belum menemukan set up mobil yang tepat. "Namun kalau saya nilai, Honda tidak ketinggalan juga. Buktinya, Alvin sempat mencetak pole position dan memimpin balapan namun kurang beruntung," kata Jonfis.
Di sisi lain diakui Jonfis, tim Honda independen seperti Honda Jakarta Center dan Honda Surabaya Center, telah menemukan ramuan yang lebih baik. "Balapan memakai All New Honda Jazz ini kan baru 2 tahun. Dan merupakan sejarah karena baru pertama kali All New Honda Jazz digelar untuk balap turing yang cukup bergengsi," lanjutnya.
Karena itu dengan keputusan kembali menggunakan settingan yang lama, Jonfis menaruh harapan besar tim Honda Racing bisa bersaing dengan tim Honda independen. "Saya kira segala sesuatu bisa terjadi. Dan, dari hasil ujicoba yang dilakukan Alvin hasilnya menggembirakan," sebut pria kalem ini.
Soal perlunya team mate bagi Alvin sekaligus renegerasi, Jonfis baru akan memutuskan di akhir tahun nanti. Namun secara pribadi, keberadaan pembalap tunggal Alvin Bahar selama ini masih bisa diandalkan. Apalagi kalau kebutuhannya untuk menjadi juara tim. "Saya melihat juara tim tidaklah bergengsi. Dan sejarah mencatat, Alvin menjadi juara nasional 2008 juga dengan posisi single fighter," tambah Jonfis.
Menurutnya, tim tidak didominasi Alvin. Sebab telah ada pembagian tugas yang jelas. Namun soal hasil memang menjadi tanggung jawab PT HPM selaku pemilik tim. "Inilah tantangannya agar bisa mendapatkan settingan yang tepat. Kalau mau sekadar menang dan menjadi tercepat, itu pekerjaan mudah, misalnya dengan mendatangkan modifikasi balap langsung dari Jepang. Tapi bukan itu yang dicari," Jonfis berdiplomasi.
Penulis/Foto: Bud / Salim