|
OTOMOTIFNET - Diperkirakan tahun ini merupakan bangkitnya kompetisi drifting di Indonesia. Ditandai masuknya salah satu seri internasional, Formula Drift Asia ke Tanah Air. Namun apakah drifter Indonesia benar-benar sudah siap untuk menyambut kedatangan Formula Drift ini?
TENAGA BESAR
Mau tak mau, suka ataupun tidak, Indonesia dipaksa siap untuk menyambut gelaran ini. Itu jika drifting di Indonesia benar-benar ingin maju. Untuk kawasan Asia yang dunia motorsportnya hidup, tinggal Indonesia yang belum dijamah. Malaysia, Singapura dan Thailand sudah memiliki kalender Formula Drift sendiri.
Dari penelusuran sumber OTOMOTIF, didapat kabar rencana mendatangkan seri Formula Drift Asia akhir tahun 2010. Sejumlah rancangan lomba tengah disiapkan mulai pertengahan tahun 2010. Sayang promotor penyelenggara masih enggan disebut namanya.
Dengan masuknya Formula Drift ke Indonesia akan memiliki banyak keuntungan. Bisa terjadi transfer ilmu di semua sektor, mulai penyelenggaraan sampai setting mobil. Untuk drifternya sendiri, Indonesia memiliki dua pembalap yang telah mencicipi ajang internasional tersebut, Rifat Sungkar dan Rhenadi Arinton.
Rifat pada 19-20 Desember silam mencicipi ajang Formula Drift di Malaysia bilang kalau mobil drift di Indonesia tertinggal jauh. "Rata-rata yang berlaga di Formula Drift punya tenaga di atas 250 dk," ucapnya. Rifat bertanding pakai Proton Waja R3 bertenaga 250 dk harus menyerah pada drift king Thailand 2009 Sak Nana Kiki yang mobilnya sudah 550 dk.
Mobil bertenaga besar memiliki andil jika sudah sampai 32 besar, yakni tandem battle. Ketika sesi itu, ada pihak yang menjadi lead car dan following car. "Waktu gue jadi lead car tidak masalah, kita berdua sama-sama bagus. Tapi giliran di belakang, langsung ditinggal," tambahnya.
Mobil Drift luar negri sudah jauh lebih maju | Mesin bertenaga besar untuk bertanding saat tandem batle |
Rifat Sungkar. tuner Indonesia pasti bisa bikin mobil drifting | Paddock ada yang terbuka dan tertutup bagi pengunjung |
Perbedaan lain pada suspensi. Di negara-negara tersebut sangat mudah mendapat suspensi khusus drifting. Hal yang masih sulit ditemui di Indonesia. Namun diharapkan lambat laun mencari suspensi drifting di Indonesia akan mudah seiring berkembangnya olahraga tersebut.
Sisi entertainment bagi penonton juga diperhitungkan. Saat gelaran di Malaysia, menurut Rifat trek tak pernah kosong, selalu ada mobil yang meliuk-liuk. Begitu juga dengan kondisi stand pendukungnya, baik itu yang memiliki hubungan langsung dengan balap atau justru urusan perut. Tak bisa dipungkiri hal tersebut sangat penting.
Kekurangan drifter Indonesia saat ini belum ada yang bisa dan mampu kompetitif di kejuaraan Asia tersebut. Bahkan Rifat dan Adwitya Amandio juga mengakui hal itu. "Untuk di Indonesia mungkin gue bagus, tapi enggak ada apa-apanya pas bertanding keluar. Makanya gue harus banyak main di luar supaya bertambah jam terbang dan skill," ucap Dio panggilan Adwitya Amandio.
Sadar akan kekurangan yang dimiliki Indonesia, pihak yang akan mendatangkan Formula Drift ke Indonesia tak langsung menggelar ajang tersebut. Rencananya akan dibuat terlebih dahulu audisi untuk para drifter. Tak hanya audisi saja, namun akan mendatangkan drifter luar negeri untuk memberi coaching clinic. Jika semua itu sudah terlaksana dan berhasil dengan baik, akan dibentuk tim Indonesia.
PP IMI menyambut baik kedatangan Formula Drift ini, meski kejurnasnya belum ada. "Tak ada masalah untuk kedatangan event internasional. Toh kita juga butuh event-event skala tersebut. Selain memajukan dunia otomotif Indonesia juga sekaligus alat transfer ilmu," ucap Irawan Sucahyono, kadep olahraga PP IMI beberapa waktu lalu.
Jika benar terealisasi, ajang ini akan diproyeksikan melengkapi seri Formula Drift Asia yang selama ini telah ada di Malaysia, Thailand dan Singapura.
Penulis/Foto: Toncil / Toncil