Langkah ini sengaja dilakukan BMW untuk membuka pasar yang lebih besar. Khususnya untuk masuk ke segmen low entry di Eropa dan pasar Asia seperti India, China dan Asia Tenggara.
"Kami berbeda dengan KTM-Bajaj yang join venture, kami hanya kerja sama saja," jelasnya. "Kerja sama dalam pengembangan produk dan produksi secara bersama-sama," ungkap R Anandakrishnan.
Tapi, dalam kerja sama ini motor yang dibuat bukan moge dengan kapasitas mesin besar. BMW dan TVS hanya berkonsentrasi membuat motor dengan mesin di bawah 500 cc. "Bisa 300 cc bisa juga 250 cc. Tapi kita belum tahu mana yang akan dipilih." rincinya.
Nantinya, ketika dijual masal akan menggunakan merek yang berbeda. BMW ya BMW, TVS pakai TVS. "Tapi secara teknologi sama," ungkap R Anandakrishnan yang ketika ditanya apakah motor ini akan masuk ke Indonesia hanya menjawab "mungkin saja".
"Bisa jadi, tapi kita sedang siapkan Apache 250," bisiknya. Wah, jangan-jangan, hasil dari perpaduan teknologi BMW dan TVS ada pada motor ini.
Bakal masuk Indonesia gak nih Apache 250-nya? (motor.otomotifnet.com)