OTOMOTIFNET - Mau bikin Kawasaki Edge Anda lebih gesit? Salah satu yang bisa jadi rujukan bengkel Junior Motorsport (JMS). Merupakan dealer sekaligus bengkel resmi Kawasaki yang terletak di Jl. Raya Bogor Km. 42 No. 01, Cibinong, Jabar.
Untuk menjawab pertanyaan pembaca yang kurang puas dengan performa standar Kawasaki Edge, OTOMOTIF membongkar salah satu Edge milik JMS yang bertampang ala motor road race. Motor ini merupakan hasil kerjasama dengan Herman Lo alias Ahon, pemilik bengkel Surya Motor Sport (SMS) di Jl. Raya Kartini No.18 Depok, Jabar.
Biar tahu performanya, dilakukan pengukuran menggunakan dynamometer merek Dynojet tipe 250i milik BRT. Didapat tenaga standar (pada motor yang dipakai tes untuk tulisan ini, lo), tenaga 7,3 dk/8.000 rpm dan torsinya 7,13 Nm/6.500 rpm.
Sementara hasil pengukuran setelah motor diupgrade, tenaga mencapai 12,15 dk/10.350 rpm, torsi 8,78 Nm/9.100 rpm. Dari grafiknya, terlihat tenaga meningkat secara teratur dari bawah sampai atas. Sayang, dari grafik AFR terlihat pada putaran atas sedikit kekeringan. Main jet mesti naik satu step.
Seperti apa sih ubahan yang dilakukan Ahon? Sehingga jika dihitung tenaga meningkat 4,85 dk dan torsi 1,65 Nm. Ayo disimak!
Piston
Seher bawaan motor dipensiunkan, ganti aftermarket buatan Izumi oversize 75. Dipilih yang jenong, untuk meningkatkan kompresi. Tujuannya tentu agar ledakan di ruang bakar makin dahsyat, sehingga tenaga meningkat.
Pemasangan cukup mengorter silinder bawaan motor. Sedang puncak piston dibubut untuk membentuk coakan klep, sehingga saat langkah isap atau buang tak terjadi benturan.
Kepala Silinder
Agar bahan bakar yang masuk mengalir lebih lancar, saluran in dan out di-polish. “Cukup dibuang kulit jeruknya,” terang Ahon.
Noken AS
Agar bahan bakar yang bisa disuplai ke ruang bakar makin banyak, dan pembuangan juga bersih, noken as diubah durasi maupun lift-nya. “Durasi naik jadi 260º dan lift-nya 8,8 mm, kedua klep sama saja,” lanjut mekanik yang lahir 15 Oktober 1967 ini. Sebagai paduannya per klep Jepang.
Karburator
Sedotan ruang bakar telah meningkat, agar seimbang pengatur campuran bahan bakar dan udara ini pun harus dioprek. Tak perlu ganti, bawaan motor cukup di-reamer jadi 20 mm, aslinya 18 mm. “Skepnya pakai milik Honda GL 100,” terang mekanik yang punya 4 anak itu.
Knalpot
Agar pembuangan sisa pembakaran makn lancar dan mengikuti kinerja dapur pacu, dipilih tipe buatan AHRS tipe F3.
Pengapian
Pembakaran diatur CDI racikan BRT tipe I-Max, koil tetap standar. Sedang penyulut di ruang bakar menggunakan busi Denso tipe IU 27.
Kopling
Biar penyaluran tenaga makin spontan, kopling diubah jadi manual. Perangkat ini menggunakan satu set buatan Kawasaki, jadi dijamin presisi.
Part dan jasa | |||
Piston Izumi, ring + bubut | 250.000 | ||
Busi | 85.000 | ||
Reamer karburator | 200.000 | ||
Knalpot | 350.000 | ||
Per klep | 500.000 | ||
Kopling manual | 500.000 | ||
CDI BRT I-Max | 800.000 | ||
Bubut noken as | 150.000 | ||
Jasa | 1.500.000 | ||
Total | 4.335.000 | ||
Data performa | |||
standar | Upgrade | Kenaikan | |
Tenaga | 7,3 dk / 8.000 rpm | 12,5 dk / 10.350 rpm | 4,85 dk |
Torsi | 7,13 nm / 6.500 rpm | 8,78 nm / 9.100 rpm | 1,65 nm |
JMS SMS | 021-87908263 0811-118319 |
Penulis/Foto: Aant / Aant