OTOMOTIFNET - Meski naik skutik, yang namanya anak klub pasti doyan turing ke luar kota. Baik sekadar senang-senang, sowan ke sesama klub atau menambah jam terbang. Seperti dilakukan anak Spinner Community (SC).
Salah satu anggota yang cukup giat Fauzan Rakhmat. “Sering banget, belum lama kita ke Yogya,” ujarnya. Yang namanya jalan ke luar kota, tantangannya pasti lebih kompleks dibanding keliling dalam kota.
Jalur lebih variatif, dari tanjakan, turunan, jalur lurus, jalanan mulus maupun rusak. Semua itu memberi tantangan tersendiri. Mengingat karakter skutik beda dengan motor bertransmisi manual.
“Pakai motor standar mesti lebih pintar bawanya, terutama ketika ketemu jalur menanjak, putaran mesin jangan sampai turun, kalau sudah turun naikinnya lagi lama, begitu juga saat akan menyalip kendaraan roda empat,” beber Fauzan, sapaannya.
Nah dari pengalaman tersebut. Fauzan berinisiatif ngoprek tunggangannya agar saat turing jadi lebih pede di jalan. Sama juga dengan keinginan beberapa rekan Mr. Testo baik lewat email (mr.testo10@gmail.com) atau facebook (Tester Otomotif).
Pengerjaan diserahkan ke Aldhie, bos bengkel Bike Rider Shop (BRS). Di tangan mekanik yang buka bengkel di Jl. Swakarsa I No. 6 Kalimalang, Bekasi, hasilnya tak mengecewakan.
“Sekarang ketemu tanjakan tak perlu susah-susah tahan gas, kalau putaran turun tinggal tarik lagi, bahkan kalau tak hati-hati roda depan malah terangkat,” ujar Fauzan tentang kondisi motornya sekarang.
Tak hanya di jalan, kenaikan performa pun terbukti saat dites pakai dynamometer merek Dyno Jet tipe 250i milik BRT, Cibinong. Terukur tenaga maksimal mencapai 13,92 dk. Cukup besar jika dibanding standarnya yang hanya 7,1 dk/7.500 rpm, artinya terjadi kenaikan 6,82 dk atau 96%!
Sayang pembacaan putaran mesin oleh dynamometer tak normal, sehingga tak diketahui tepatnya pada rpm berapa. Demikian juga torsinya tak terbaca. Makanya pembacaan tenaga diset dengan patokan kecepatan.
“Sepertinya ada yang tak normal dengan pengapiannya, sehingga pembacaan ngaco,” ujar Suar, operator dynamometer BRT. Meski begitu, kenaikan tenaga terbukti signifikan. Apa saja sih yang diubah?
Blok & Kepala Silinder
Silinder bawaan yang punya kapasitas 125 cc, dinaikkan jadi 166,6 cc. Caranya dengan mem-bore-up pakai piston Satria FU yang berdiameter 62 mm. Pemasangan mesti mengganti boring bawaan. Juga mesti membuatkan bos pada pen pistonnya.
“Karena beda ukuran, standar 14 mm sedang Satria FU 16 mm,” ujar Aldhie. Lalu bagian puncak piston dipapas 2,5 mm, biar enggak mentok kepala silinder. Juga dibuatkan coakan baru untuk klep.
“Kepala silinder hanya di-porting & polish 1 mm,” lanjut mekanik yang juga anggota Skywave Owner Club (SOC) dengan nomor anggota 143.
Noken As
“Lift dinaikkan jadi 7,5 mm dari standar yang hanya 4,75 mm, sedang durasi naik 20º jadi 290º,” lanjut mekanik yang sudah sekitar 3 tahun menangani skutik Suzuki.
Karburator
Komponen pengabut bahan bakar bawaan yang model vakum (Mikuni BS 26), diganti tipe konvensional, Keihin PE 28.
Knalpot
Biar gas buang lancar, knalpot pakai yang tipe free flow, dipilih buatan Thailand bermerek DBS.
Pengapian
Otak pengatur pengapian mempercayakan buatan XP Andrion Stage 2, 4 power. “Kelebihannya, bisa diatur advance hanya dengan mengklik potensiometernya,” terang mekanik bernama sangat singkat ini. Dipadu koil merek serupa tipe 5A.
Part dan jasa | ||
Paket Bore up | 600.000 | |
Porting polish | 350.000 | |
Papas noken as | 250.000 | |
Karbu Keihin PE 28 | 550.000 | |
CDI CP Andrion 4 power | 1.000.000 | |
Koil Andrion 5A | 325.000 | |
Knalpor DBS | 800.000 | |
Total | 3.875.000 | |
Biker Rider Shop (BRS) | 021-68866543 / 0816-1350616 |
Penulis/Foto: Aant / Aant