Pulang mudik atau servis biasa, hampir tak ada beda |
Habis pulang mudik bawa motor? Tentunya, perlakuan yang musti dilakukan sama dengan sebelum mudik dong. Ya, artinya kondisi kendaraan juga harus dicek ulang. Begitunya, kenyamanan dan aman berkendara tetap terjaga.
Apalagi pada Lebaran kali ini, sekitar 2,5 juta pemudik menggunakan motor. Dan, sejak H-7 hingga H+7, terjadi sebanyak 1.286 angka kecelakaan motor. Pastinya, nggak mau angka yang tergolong besar itu bertambah kan? Jadi, nggak ada salahnya melakukan pengecekan!
“Sebenarnya tipe perawatan yang dilakukan, enggak berbeda dengan servis motor umumnya,” kata Kardi dari Kardi Mulia Motor di Jl. Wr Supratman, Kp. Utan, Ciputat, Tangerang. Ya! Misal, perawatan seputar mesin dan ruang bakar juga kaki-kaki. Bahkan, kelistrikan.
Tapi kiranya, sejauh mana perawatan yang harus dilakukan? Apakah perlu ganti komponen? Sekaligus cari tahu, kiranya apa aja yang duluan aus di setiap motor. Ya, antara skubek dengan bebek atau sport. Ketimbang bingung, baiknya tentukan bersama. Begitunya, angka kecelakaan tidak lagi bertambah dengan kesiapan yang dilakukan. Betul?
SKUBEK CEPAT AUS
|
Dari angka 2,5 juta motor yang dipakai mudik, juga tersisip sebagian pengguna skubek. Motor yang tergolong ‘baru’ ketimbang dua tipe motor sebelumnya (bebek dan sport) ini perlu perwatan lebih.
“Biasanya skubek memerlukan ekstra part. Salah satunya, rem yang lebih cepat habis ketimbang sport atau bebek,” bilang Kardi yang berkumis lebat ini. Cepat habis, itu karena boleh dibilang skubek tidak mempunyai engine brake layak motor umumnya.
Begitunya, buat menghentikan laju motor pun perlu ekstra pengereman. Efeknya, kampas yang tergerus disc brake atau teromol makin banyak. Nah, buat antisipasi blong atau tak berfungsinya rem, baiknya lakukan pengecekan.
“Jika ketebalan kampas kurang dari yang seharusnya, lebih baik ganti,” sahut pria yang banyak terima servis motor konsumen pulang mudik ini. Setelah kampas rem, nggak ada salahnya cek juga kondisi seputar rumah CVT. Termasuk sabuk atau belt pengerak puli.
KEKUATAN RANTAI
Sproket dan belt ganti jika beban berlebih |
Perjalanan mudik, cenderung dipenuhi dengan bobot motor yang melebihi kapasitas seharusnya. Terkadang, nggak sekadar barang bawaan doang yang dibawa pemudik. Tapi, bisa juga jumlah penumpang yang tidak seharusnya.
Ya! Sebut saja Bapak, Ibu, Kakak dan Adik! Wah, sudah empat orang tuh! Padahal sejatinya maksimal adalah dua orang. Ya, satu pengendara dan satu pembonceng. “Kalau sudah seperti ini, banyak yang bakal menjadi aus,” ungkap Kardi.
Pertama, sproket dan rantai juga belt bakal tersiksa. Karena beban yang harus ditarik melebihi beban seharusnya, maka part bakal makin mengalami friksi ekstra. “Periksa kondisi sproket. Jika gir terlihat lancip dan rantai molor, baiknya ganti,” sarannya.
Satu lagi yang jelas bakal tersiksa. Yaitu, si karet bundar alias ban. Dengan beban yang lebih dari kapasitas seharusnya diterima ban, maka bisa saja side wall menjadi rusak. Itu selain permukaan ban yang juga ikutan cepat aus ya. Kan logikanya butuh cengkraman besar ke aspal buat menggerakan roda. jadi, kalau ngomong dua spare-parts ini, ketiganya imbang dong!
SERVIS MESIN
Busi ikut diganti ketika servis |
Selama perjalanan mudik, biasanya bakal mengalami kemacetan parah. Begitunya, proses stop and go lebih sering terjadi. Kalau sudah begini, pastinya kampas kopling berperan lebih. Terutama, buat motor transmisi manual layaknya motor sport.
“Selama servis yang saya terima, banyak kendala pelat kopling abis,” cuap Parno dari Ponorogo Motorsport di Jl. Ciledug Raya, Gg. Sabar, No. 25A, Petukangan Selatan, Bintaro. Tuh kan!
Pengaruh ausnya kampas kopling ini, bisa disebabkan oleh kurangnya volume oli di bak kopling. Kebutuhan kampas yang harusnya terendam, jadi tidak cukup. Akhirnya, ketika kampas bergesekan menjadi cepat friksi. Kondisi ini agak berbeda ketimbang dua tipe motor lainnya. Ya, skubek dan bebek yang punya kopling otomatis atau ganda.
Kalau bicara soal servis mesin, Parno bilang sama aja. Tapi alangkah baiknya jika dilakukan penggantian busi juga. Meskipun, usia busi tergolong baru. “Biar lebih sip aja. Boleh dibilang sekalian satu kali perawatan,” kata pria ramah ini.
Penulis/Foto: Eka/Endro