Cewek Perlu Teknik Safety Riding Terstruktur!

billy - Rabu, 25 Januari 2012 | 10:15 WIB

(billy - )


Tempa skil dan lebih awas lagi buat pengendara cewek
Di jalanan sekarang, antara rider cewek dan cowok bisa dibilang fifty-fifty. Jadi nggak heran, banyak kecelakaan baik kecil ataupun besar menimpa para Kartini kita. Yap, jalanan memang nggak membedakan gender, siapa saja yang nggak waspada atau minimnya skill membuat mereka rentan tertimpa kecelakaan.

MOTOR Plus share dan diskusi langsung dengan para cewek daily riding dan menggali sedikit problem dan pengalaman mereka. Yuk kita langsung hangout aja dengan beberapa foxy lady dari seputaran zona Tangerang,

Merka terdiri atas berbagai  usia, semuanya daily riding antar jemput anak sekolah, ke pasar dan aktivitas lain. Aminah punya pengalaman jatuh saat membonceng anaknya. ”Anak Saya dibonceng di depan, spion terhalang tubuh anak nggak kelihatan jadi nyenggol orang jalan dan jatuh,” kata ibu akrab dipanggil Mama Rara.

Ia juga pernah lupa memberi sein  tanda berbelok dan menganggetkan motoris di belakangnya. “Kadang sering rem mendadak karena kaget ada halangan di depan,” jelasnya lagi.

Ibu Ana, rekan Mama Rara sedikit berbagi pengalaman lain, ”Kaget tiba-tiba ada orang nyebrang, ngerem mendadak dan jatuh. Sementara penyebab motor jatuh nggak tahu,” akunya.

Tentunya informasi yang mereka bagi sangat minim karena nggak berdasarkan ilmu safety riding yang terperinci. ”Sepertinya kami memang perlu diberi pengarahan tentang safety riding dari pihak yang peduli,” komentar Mama Rara dan Hj. Nurhasanah rekannya.

Dari obrolan mereka banyak  anggapan keliru. Misalnya jalan terlalu pelan dan kelewat hati-hati  membuat mereka aman, perilaku mengerem mendadak dan secara refleks mengandalkan rem depan dalam kecepatan pelan, menghilangkan traksi hingga ban motor tidak menggigit ban, tidak memanfaatkan engine brake untuk deselerasi sampai posisi duduk keliru dan menghambat daya refleka.

Perilaku yang salah juga bisa disorot. ”Kebanyakan cara berekndara cewek memang kurang safe,” nilai Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC),  Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Manuver tiba-tiba dan telat memeberi sein seperti dialami Mama Rara, adanya blind spot daerah yang tidak terlihat di spion, posisi telapak tangan menghadap ke atas yang membuat genggaman tidak maksimal, posisi lengan lurus membuatnya tidak fleksibel, duduk di ujung jok dan banyak lagi.

Untuk soal ini, Inuk Blazer, pembalap cewek  berkomentar. ”Terus terang saja, hanya 1 dari 1.000 pengendara cewek yang konsen mengasah skill di atas motor. Di sisi lain, sifat kewanitaan seperti kelewat hati-hati, banyak takut dan gampang trauma menjadi hambatan mereka saat riding,” jelasnya.

Padahal kalau bicara secara fisiologis, sebenarnya cewek punya kelebihan dibanding cowok. Mereka punya daya tahan lebih tinggi, sabar dan memiliki naluri tajam. “Hanya memang perlu diasah,” katanya lebih lanjut.

Di sinilah masalahnya, rider Indonesia apalagi cewek nggak mengalami pelajaran naik motor secara terstruktur. “Semuanya learning by doing,” komentar Joel Deksa Mastana, intruktur safety riding dari Jakarta.

 Jadi sudah saatnya kepolisian, pabrikan motor atau bahkan klub lebih peduli di soal safety bagi para cewek ini. Yuk kita galakkan!  (motorplus-online.com)