Pelajar pengendara potensial yang menjadi target edukasi
PT Astra Honda Motor (AHM) misalnya, mengusung safety riding sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya sejak 2003. “Dulu waktu awal mengembangkan program ini banyak bertanya, untuk apa safety riding,” kenang Anggono Iriawan, Manager Safety Riding dan Motorsport AHM. Kini hampir semua pihak merasakan manfaat dari safety riding.
Walaupun diakui safety riding tidak langsung mengurangi tingkat kecelakaan. Karena faktanya, tingkat kecelakaan motor makin tahun makin meningkat. Tidak heran, pihak badan dunia seperti Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), tahun ini mencanangkan Decade for Road Safety yang diluncurkan langsung oleh Sekjennya, Ban Kim Moon.
Aryono Hendro, Kordinator Safety Riding PT Yamaha Indonesia Motor Manufakturing (YIMM) mengatakan pihaknya kini terus melakukan pelatihan kepada komunitas motor untuk safety riding. “Kami berharap dengan memberikan kepada perwakilan komunitas, mereka bisa meneruskannya kepada anggota lainnya,” yakin Aryono Endro.
Sebab, dengan jumlah yang terbatas, perlu strategi untuk terus memberikan pelatihan. “Setiap minggu kami memberikan pelatihan itu. Begitu juga dengan jaringan kita di daerah,” mantapnya.
Kawasaki mulai 2011 lalu telah melakukan berbagai program pelatihan aman berkendara khusus untuk motor berkapasitas besar. “Kami menyadari berkendara motor cc besar ada perbedaaan dengan motor kecil. Untuk itu, beberapa waktu lalu kami melatih instruktur safety riding kami dengan mengundang instruktur dari Jepang,” ungkap Freddyanto Basuki, Manajer Promosi dari PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Untuk lebih mengena sasaran, AHM bahkan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memasukkan unsur safety riding dalam pelajaran sekolah. “Tidak menambah mata pelajaran yang ada. Tapi, memasukkan unsur safety ke dalam kurikulum yang telah ada,” ungkap Kristanto, Corporate Communication Head, AHM.
Bagi Honda, dengan memasukkan unsur safety di dalam kurikulum ini akan membuat program safety menjadi bagian dari pelajar. “Mereka nantinya akan naik motor. Jadi sejak Sekolah Dasar sudah mendapatkan pendidikan soal berkendara yang baik juga aturan lalu lintas yang benar,” ungkap Kristanto.
Kementerian Perhubungan pun mendekatkan diri kepada para pelajar. Mereka mengadakan pemilihan pelajar safety. Nantinya, setelah terpilih mereka membuat sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada sesama pelajar mengenai pentingnya keselamatan berkendara.
“Program ini bertujuan memberikan kesempatan untuk pelajar berbagi ilmu keselamatan berkendara. Ini bagian dari 10 tahun pertama untuk mengurangi kecelakaan di jalan,” tegas Soeroyo Alimoesa, Direktur Jendral Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan.
Semua pihak sudah memiliki semangat untuk mengurangi kecelakaan.Tinggal menyatukan dan mensinergikan semua langkah demi tercapainya cita-cita mengurangi kecelakaan setidaknya 50 persen pada 2021 nanti. (motorplus-online.com)