Salah penanganan fatal akibatnya
Pada 21 Mei 2011 lalu, dokter yang belum pernah dibonceng motor ini, terpaksa harus dibonceng karena ada pasien yang harus segera mendapat pertolongan. Tetapi di perjalanan, motor yang diboncenginya ditabrak dari belakang. "Hampir tidak terlihat luka dari luar. Saya hanya merasakan punggung terasa sangat nyeri," lanjut dokter ramah ini.
Masyarakat sekitar yang membantu korban awalnya buru-buru menolong dengan memindahkan korban ke tempat aman. "Mereka langsung pegang tangan dan kaki saya untuk diangkat ke pinggir jalan. Tapi saya stop, karena saya merasakan sakit di punggung. Lalu saya minta mereka ikuti instruksi saya untuk mengangkat. Saya minta dicarikan papan untuk menyangga punggung. Karena tidak ada, saya minta 6 orang atau lebih, dengan tangan menyangga tulang belakang untuk menjaga tulang belakang tetap lurus lalu mengangkat ke tempat aman," tambah istri Kapten Inf. Syahril, SE ini.
Instruksi dokter ini agar tidak memperparah kondisinya. Dari hasil pemeriksaan, dokter Susan, panggilan karibnya, mengalami patah di tulang torakal no 11. Kerusakan pada bagian tulang ini menyebabkan ketinggian tulang berkurang 50 persen karena remuk.
Sebagai proses penyembuhan, sampai satu tahun ke depan dokter masih diharuskan memakai penyangga tulang belakang, seperti rompi besi dan tidur dengan alas kasur keras agar tulang tetap terjaga lurus.
Pengalaman lulusan cumlaude dokter spesialis UI inimenjadi peringatan buat pengendara, betapa pentingnya pengetahuan pertolongan pertama.
Kebetulan korban sadar dan mengerti cara penanganan awal sehingga tidak berakibat pada kelumpuhan. "Susunan syaraf pusat ada di tulang belakang. Kerusakan bagian ini bisa berakibat kelumpuhan pada tubuh," pesan ibu dari Rasendrya Ardiningrum (3) ini.
Memasyarakatkan D-R-A-B-C
Dari pengalaman dokter Susan Hendrini, dokter spesialis bedah paru dan pembuluh darah RS Persahabatan, Jakarta Timur, ia berharap pengetahuan pertolongan pertama pada kecelakaan dimasyarakatkan. Agar masyarakat tahu dan sadar pentingnya pertolongan pertama agar tidak mengakibatkan hal fatal pada korban.
Pertolongan pertama yang wajib diketahui biasa disingkat D-R-A-B-C. D kependekan dari danger, menjauhkan korban dari bahaya, R respons, mengecek respon korban sadar atau tidak, A airway mengecek jalan nafas dari hidung atau mulut dan meluruskan jalan nafas agar tidak terganggu, B briefing, apakah nafas korban baik dan tidak terlalu cepat, C circulation mengecek sirkulasi darah dengan memegang nadi. Pertolongan ini yang mesti diajarkan secara meluas kepada masyarakat. (motorplus-online.com)