Sisi Kelam Biker, Kekerasan dan Sadisme Yang Memprihatinkan

billy - Jumat, 2 Desember 2011 | 13:48 WIB

(billy - )


Tawuranpun kerap terjadi antar kelompok biker
Apa boleh buat, pergaulan jalanan membuahkan ekses negatif biker. Entah atas nama eksistensi, machoisme atau sekadar  menunjukkan jati diri. Bentrokan atasnama kumpulan seringkali terjadi. Di berbagai tempat, two wheeler kadang  ogah berbagi jalanan dan saling serang. Eksesnya cukup mengkhawatirkan. Nggak cuma bentrok antarsesama motoris, mereka juga berhadapan langsung dengan penduduk setempat atau massa yang marah.

Dua peristiwa lumayan menghebohkan terjadi di dua tempat. Di Garut dan Purwakarta misalnya, kumpulan yang disinyalir sebagai geng motor, terlibat bentrok dengan massa yang beringas. Di pusat Kota Garut, massa menunggu kedatangan geng motor yang sudah membuat ribut beberapa hari sebelumnya.

Akibatnya, sang penyerang tewas dihakimi massa. Hal sama terjadi juga di Purwakarta di Jl. Industri Desa.  Waktu itu, 4 orang naik satu motor, riding secara brutal dan zig-zag. Motor bermanuver liar ke kanan-kiri dan salah satunya mengibarkan salah satu bendera geng motor. 

Massa di sekitar tergangu dan melempari mereka dengan batu. Sadar diserang mereka panik, dan menyebabkan dua pembonceng, Anton dan Ali Jejen terlempar. Setelah itu kejadian mengerikan terjadi. Keduanya jadi bulan-bulanan massa. Anton tewas di tempat kejadian dan Ali Jejen kritis. Sempat dibawa ke RS Hasan Sadikin, Bandung nyawanya tidak tertolong.

Tidak hanya massa, pertempuran antargeng juga jadi sisi gelap yang mengkhawatirkan. Tahun lalu, skuteris terlibat bentrok dengan kumpulan motor yang sering disebut geng motor. Uwem  salah seorang skuteris asal Dayeuh Kolot Bandung dan beberapa rekannya asyik ngebengkel di tempat nongkrong Antique Scoter Brothers ( ASB) di zona Bolero.

“Waktu itu belum terlalu malam. Dari arah Selatan puluhan motor mendatangi tempat ini. Satu motor terdiri dari 3 orang, kira-kira ada 20 motor saat itu,” jelas brother yang didatangi MOTOR Plus setelah kejadian.

Tanpa basa-basi lagi kelompok motor ini melakukan tindak kekerasan pada mereka. Semua motor dijungkirbalikkan, kaca dipecahkan. Anehnya, di saat bersamaan kekerasan lain terjadi.

Tercatat terjadi beberapa kebrutalan pada skuteris di Cilengkrang Ujung Berung menimpa klub Scooter Lover, juga terjadi di Cirebon, Indramayu juga Majalengka. ”Ada apa ini, sepertinya memang ada kesengajaan,” gemas Qosim, Penasehat CSI mendampingi ketua klub Agus S.,SP.BSC.

Dalam peristiwa lain, korban kekerasan  mengalami trauma berkepanjangan bahkan cacat seumkur hidup.  Brother berinisial TB yang enggan disebut nama bercerita kisah pilunya. Sepulang menghadiri riungan klub lain, diserang sekelompok orang bermotor dengan menggunakan batu dan botol. ”Saat itu suasana gelap dan saya tidak bisa melihat mereka. Saya dihantam batu dan dikeroyok sedikitnya oleh 7-8 orang. Saat berusaha berdiri saya sempat ditodong pistol,” jelas biker kelahiran 1984 ini.

Ia mengaku muntah darah dan dilarikan ke UGD rumah sakit terdekat.Saat yang bersamaan istri tersayang sedang hamil tua dan akan melahirkan. Mungkin shock atas kejadian menimpa suaminya, ia mengalami keguguran.Kejadian lain menimpa Nur Fadila alias Eki. Warga perumahan Abdi Negara, Rancaekek yang juga siswa kelas 1 di sebuah SMA di Rancaekek ini dianiaya oknum motoris sampai luka parah. Ia dibacok oleh anggota geng motor hingga melukai bagian kepala belakang dan pelipis hingga tembus ke mata sebelah kanan.

Kisah memilukan dari sisi gelap bikers nggak  hanya kekerasan gankster atau pertarungan di jalanan. Peristiwa nggak kalah menghebohkan bahkan miris dialami almarhum Jarnudin bin Kasan, biker asal Desa Cerukcuk, Kecamatan Tirtayasa, Serang. Ia merenggang nyawa karena keisengan orang yang tidak punya perikemanusiaan! Sebagian peristiwa tadi hanyalah sedikit saja ralita yang terjadi di dunia biker. Sisi gelap yang harusnya tidak boleh terjadi. Semoga!


moonraker coba ubah imej
Klub Berbenah

Kesan atau cap kelam atau hitam kalangan biker disadari berdampak buruk bagi biker lain. Sebagian yang selama ini dikenal sebagai klub motor pembuat onar bukannya tidak sadar akan cap yang ditempelkan masyarakat.

“Salah satunya kami ingin klub kami ini resmi tercatat tidak ilegal. Makanya, didaftarkan di Pengprov IMI,” buka Rahmat Hidayat dari Brigez dan Irfan Octavian, Ketua Umum Moonraker.

Langkah ini juga didukung oleh pihak kepolisian dan menjadikan mereka mitra. Seperti di Cirebon. Paguyuban Otomotif Cirebon, misalnya, mereka sering melakukan kerja sama dengan pihak keamanan setempat dalam berbagai acara.

“Bahkan, dalam menentukan lokasi tempat nongkrong, POCI juga melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian,” kata Koernia, Sekretaris Umum POCI.

Kegiatan klub lainnya yang ingin dilakukan para komunitas yang dianggap membuat onar yakni dengan melakukan kegiatan positif  seperti aksi bakti sosial dan tanam pohon. Seperti yang dilakukan Moonraker dan Brigez di Taman Nasional Dago Pakar. Rahmat Hidayat, ‘Korea’ Brigez , XTC Reza, Irfan Octavian ketua umum Moonraker. (motorplus-online.com)