Mahir bukan jaminan selamat
“Tingginya angka kecelakaan lalu lintas ini terjadi lantaran kekurang hati-hatian masyarakat dalam berkendara. Ketidakpedulian masyarakat pengguna jalan juga makin memperparah kondisi jalan,” papar Ahmad Yani, dari Direktorat Keselamatan Transportsi Darat, Kementerian Perhubungan.
Pelanggaran lalu lintas merupakan salah satu faktor dan awal dari terjadinya kecelakaan di jalan. Misal, pengendara yang menyalip sembarangan tanpa melihat kiri kanan bahkan tanpa peduli pengguna jalan lain.
“Kita tidak mengetahui kondisi seorang pengendara. Karenanya, dalam berkendara sikap waspada harus diutamakan,” ungkap Toni Purnama, kepala instruktur Safety Riding, Wahana Makmur Sejati (WMS), main-dealer Honda untuk wilayah Jakarta-Tangerang.
Tidak hanya sekali atau dua kali kita mendengar nyawa terrenggut akibat kecelakaan di jalan. Kejadian ini umumnya dari kalangan yang masih pemula bahkan pengendara atau pengemudi yang sudah ahli. Ketidakpedulian pejalan kaki kadang lalai karena merasa tidak ada hukum yang mengatur
Banyak cara yang dapat kita lakukan. “Dimulai dari hal kecil pada diri sendiri, yaitu memupuk kesadaran mematuhi rambu lalu lintas, pakai helm standar SNI, menyalakan lampu utama di siang hari,” tambah A. Yani
Untuk keselamatan jalan para pejalan kaki, A. Yani berharap pemerintah memperluas dan memperbanyak trotoar, zebra cross, serta jembatan penyeberangan.
“Mengingat begitu pentingnya keselamatan di jalan bagi kita maka sudah saatnya kita berlaku atau bertindak sesuai peraturan demi keselamatan. Bukan waktunya lagi berpegang pada gengsi, pujian serta label pengendara mahir jika nyawa yang harus dipertaruhkan,” tandas A. Yani.
Mentaati peraturan lalu lintas bukan berarti penakut atau jadul. Mentaati peraturan sepenuh hati dan bukan karena takut pada polisi karena sebenarnya kita sendirilah yang akan menikmati dari sebuah ketaatan pada peraturan yang ada. (motorplus-online.com)