Ban Kempis? Sama Dengan Boros dan Maut!

billy - Jumat, 3 Juni 2011 | 06:23 WIB

(billy - )


 Kempis bikin tapak melebar dan tak stabil
Dilarang!
Artinya enggak boleh sama sekali! Bukan diakali! Melanggar berarti mengundang maut. Ini juga berlaku dalam penggunaan ban. Apa yang sudah ditentukan pabrikan, ya jangan dilanggar.

"Pakai ban itu ada aturannya. Meskipun banyak pengendara kita yang malah acuh dan mengakali. Padahal menyimpang dari aturan, banyak ruginya. Bahkan bisa bikin pengendara itu celaka," tegas Dodiyanto.

Paling sering terjadi adalah pengendara berkendara dalam keadaan ban kempis. Disadari atau tidak, membiarkan ban dengan tekanan angin kurang dari batas, bisa mengundang bahaya.


 Patuhi batas tekanan agar tidak meletus
Pabrikan ban sudah mematok batas maksimal dan minimal tekanan ban setiap tipe. "Ini mengacu pada kemampuan beban yang diterima si karet bundar. Sekaligus juga memastikan bentuk maksimal dari ban," jelas Dodiyanto pegawai IRC bagian New Product Development.

Secara teknis, ban kempis bikin tapak ban melebar saat ditunggangi. Tapak lebar bikin traksi berlebih. Langkah motor jadi berat. Ujung-ujungnya, motor jadi boros.

Bukan hanya itu, ban kempis juga bisa membuat grip tidak maksimal saat menikung. Ban jadi oleng. Setelah itu, tinggal menunggu kapan jatuhnya.


 Patuhi! Petunjuk maksimal keausan ban
Di lain pihak, jika kita mengisi ban dengan tekanan angin berlebih juga bahaya. Makanya, batas tekanan yang dianjurkan pabrik harus tepat.

Seperti kata Dodiyanto. Ban kelebihan tekanan angin membuat motor terasa lebih enteng. "Tapi, itu cuma awalnya. Jika sudah jalan ban jadi overpressure.Bisa meletus!" tegasnya.

Itu terjadi karena setelah perjalanan jauh, tekanan angin justru bertambah. Gesekan dengan aspal membuat ban memanas. Panas membuat molekul angin mengembang. Akhirnya, tekanan tak tertahan jadi meletus.


 Ban dan pelek harus sesuai
Sikap
tak acuh, biasanya terjadi saat ban sudah mulai gundul. Padahal, pabrikan ban sudah memberi petunjuk batas pemakaian, yaitu berupa tanda panah yang menunjuk bagian ban yang jadi batas pemakaian.

"Ban memang masih menggelinding meski dipakai melampaui batas. Tapi, grip sudah tidak ada, karena lapisan karet sudah habis. Jadi, percuma mengakali dengan membuat groove di tukang vulkanisir," tegadsDodiyanto.

Hal haram terakhir adalah soal ukuran ban. Dilarang terlalu besar atau kekecilan dibanding pelek.Dodiyanto menyebut batas rasio ban dengan pelek cuma boleh naik-turun setingkat. "Lebih dari itu, bentuk ban berubah. Ini membuat putaran ban tidak stabil. Bahaya!" tegasnya

Ban terlalu kecil membuat bentuknya jadi kotak. Bahaya jika menikung. Ban terlalu besar, membuat dinding penahan saat menikung jadi tidak maksimal. Dan berat tentunya! (motorplus-online.com)