Jalan berpasir, bahaya jika roda depan terkunci |
Untuk kondisi normal, ngerem selalu kombinasi antara rem depan-belakang. Inilah teknik yang paling dianjurkan. Sebab, pengereman dengan rem depan memiliki titik pengereman yang jauh lebih dekat dibanding rem belakang. “Rem depan-belakang kekuatannya 65-35,” jelas Joel berteori.
Cara kombinasi pengereman normal ini perlu diwaspadai saat jalur tidak bagus. Seperti ada ceceran oli atau berpasir. Tentunya, jalan jadi licin. “Teknik pengereman depan memang efektif. Namun jika tidak hati-hati pengereman depan lebih mudah membuat ban slip akibat terkunci,” wanti Joel lagi.
Pengereman belakang, memang tidak sepakem depan. Ngerem belakang juga tidak sekrusial depan. “Paling kalau pun ditekan keras, motor akan ngepot, tapi masih bisa diatasi dengan melakukan penyeimbangan dengan gerakan tubuh. Beda kalau rem depan. Jauh lebih sulit,” pasti Joel yang.
Ketika roda slidding, traksi dan efisiensi pengeraman akan menurun drastis, sementara kemungkinan kita menabrak akan naik secara drastis pula. “Kata kuncinya adalah bertahap. Jika roda depan skid, lepaskan rem depan, kemudian rem lagi segera,” bilang Joel yang punya postur kecil itu.
Turunkan segera kecepatan motor, agar pengendara tidak melakukan pengereman mendadak. “Sehingga tidak menyebabkan pengendara panik ketika ngerem,” pesan Joel.
Diingatkan, jangan memaksakan diri untuk mengaplikasikan rem depan sekuat tenaga. Risiko terjungkal akan didapatkan apabila feeling dalam meremas tuas rem depan dengan optimal belum dikuasai. “Perlu latihan berulang untuk mendapatkan penguasaan yang maksimal,” tegas Joel yang pernah mengenyam pendidikan safety riding di Australia ini. (motorplus-online.com)