Menurut Dr. Hannah K. Damar, spesialisasi Kulit dan Kelamin dari Klinik La Gracia, Serpong, Tangerang ini kesalahan penanganan bisa menyebabkan kulit menghitam atau membuat jaringan parut atau menebal.
Ia menjelaskan lapisan kulit ini ada tiga bagian epidermis, dermis dan sub kutis. Epidermis merupakan lapisan paling atas yang ada pada kulit manusia. Sementara lapisan dermis merupakan lapisan yang mengandung syaraf. Lapisan dermis lebih tebal dari epidermis. Sedangkan sub kutis terdiri dari jaringan lemak.
“Luka bakar di lapisan permukaan kulit bisa terasa lebih sakit daripada luka bakar dalam. Karena pada jaringan ini terdapat syaraf-syaraf,” jelas dokter ramah ini.
Pada luka bakar dalam biasanya kulit sudah berubah warna jadi putih dan bentuknya dan tidak terasa sakit. Sedangkan luka bakar pada permukaan kulit menyebabkan kemerahan dan sakit sekali.
Dokter Hannah juga bilang kalau untuk mengetahui tingkat keparahan suatu luka bakar ada dua cara. “Pertama mengukur luas. Kedua melihat tingkat kedalaman luka,” jelas ibu dokter itu.
Untuk luka bakar di kendaraan bermotor memang susah mendefinisikan luka pada tingkat parah atau tidak. “Namun biasanya untuk knalpot atau terbakar biasanya ringan. Sebab, kulit memiliki tingkat sensitivitas. Sehingga, baru kena panas saja, seseorang akan segera bereaksi menghindari,” sebut dokter berkulit putih ini lagi.
Jika terkena menurut Dr. Hannah, perawatan pertama yakni secepatnya didinginkan dengan air mengalir. “Air ini juga akan membersihkan kotoran yang menempel,” jelasnya sambil menyebutkan tidak boleh didinginkan dengan batu es karena akan mengakibatkan froze bit atau luka baru karena dingin.
Sementara proses penyembuhan agar tidak menimbulkan belang atau menghitam, Dr. Hannah menyarankan untuk memberikan pelembab pada kulit yang baru sembuh itu, “Sebisanya menghindari matahari. Karena akan merangsang hormon melanosid yakni hormon pemberi warna. Gunakan sunscreen. Jangan digosok atau dipijat. Sebab nantinya akan menimbulkan jaringan parut,” tutupnya. (motorplus-online.com)