|
Seperti dilansir dari situs Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang tidak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang ditetapkan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) dipidana dengan kurungan 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 (Lima ratus ribu rupiah).
Berdasarkan data dari Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya, sepanjang Januari 2011 ada 1.342 pelanggar ketentuan pemasangan pelat nomor kendaraan. Tahun lalu, jumlah pelanggaran serupa mencapai 14.572 kasus.
“Pelat nomor sudah diatur, untuk motor ukurannyua 250x105 mm dan pada sudut kanan atas dan sudut kiri bawah terdapat tanda khusus cetakan lambang Polisi Lalu Lintas; sedangkan pada sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri ada tanda khusus cetakan Ditlantas Polri,” ungkap Kombes Boy Rafli Amar, Kabagpenum Mabes Polri.
Dalam mendesain TNKB ini pihak kepolisian sudah memperhitungkan segala aspek termasuk soal safety. “Pada dasarnya, TNKB ini harus mudah dan jelas terlihat,” tegas Boy Rafli Amar lagi.
Gebrakan ini layak jadi pujian. Tapi namanya rakyat biker, masukan tetap penting. Di jalanan, banyak brother memodifikasi pelat nomornya dengan berbagai pertimbangan.
Selain daya kreasi yang memang membludak, keinginan untuk tampil lebih estetis juga jadi bahan pertimbangan. Malah di antara mereka ada yang lebih dalam lagi yakni menganggap pelat nomor resmi kepolisian kurang eye cacthing dan greget di soal estetika desain.
Edi Setiadi Putra, juri MOTOR Plus Award dan dosen FSRD Itenas Bandung, sangat concern soal desain TNKB. ”Terus terang di sisi desain pelat nomor Indonesia tak sebaik nagara maju lain. Malah, desain motor yang sudah dipikirkan R&D pabrikan, akan mengalami ’kemunduran’ estetika saat sudah dipasangi pelat nomor. Terus terang jadi terlihat lebih jelek saat sudah dipasangi pelat nomor. Ini dilihat dari kacamata desain,” jelas Edi.
Nomor polisi sepeda motor kita pada dasarnya sudah dirancang sistematis, sehingga tidak terjadi kemungkinan terjadi nomor ganda atau nomor yang salah. Pemberian nomor berdasarkan pengaturan huruf tertentu sebagai tanda wilayah dan daerah.
Polisi kita merancang dengan sangat sederhana, praktis dan efisien yakni keterangan soal tanda daerah atau wilayah, jenis kendaraan, nomor kendaraan, kode wilayah pendaftaran, kode kantor pendaftaran dan masa berlaku STNK.
Dari berbagai urun rembug, desainer produk ini memberikan masukan agar TNKB lebih gaul tanpa kehilangan unsur safety dan security. “Jenis huruf yang dipilih adalah tipe Arial, dengan ukuran 15-20 inchi x 5-6 inci,” kata Edi.
Konsep visual mengikuti kebutuhan sistem penomoran yang netral dan tidak membentuk persepsi lain selain penomoran untuk membedakan kendaraan yang satu dengan kendaraan lainnya. Satu lagi, tentunya juga lebih enak dipandang.
Nomor polisi sepeda motor kita pada dasarnya sudah dirancang sistematis, sehingga tidak terjadi kemungkinan terjadi nomor ganda atau nomor yang salah. Pemberian nomor berdasarkan pengaturan huruf tertentu sebagai tanda wilayah dan daerah.
Polisi kita merancang dengan sangat sederhana, praktis dan efisien yakni keterangan soal tanda daerah atau wilayah, jenis kendaraan, nomor kendaraan, kode wilayah pendaftaran, kode kantor pendaftaran dan masa berlaku STNK.
Dari berbagai urun rembug, desainer produk ini memberikan masukan agar TNKB lebih gaul tanpa kehilangan unsur safety dan security. “Jenis huruf yang dipilih adalah tipe Arial, dengan ukuran 15-20 inchi x 5-6 inci,” kata Edi.
Konsep visual mengikuti kebutuhan sistem penomoran yang netral dan tidak membentuk persepsi lain selain penomoran untuk membedakan kendaraan yang satu dengan kendaraan lainnya. Satu lagi, tentunya juga lebih enak dipandang.
Pelat nomor negara maju. Jauh lebih menarik! |
Dibanding negara lain, taruhlah Malaysia, TNKB Indonesia terlihat jadul. Dari sisi desain yang persegipanjang dan pewarnaan two tone, hitam putih.
“Kurangnya variasi baik tipe huruf maupun warna membuat jenuh yang melihatnya. Semakin hari semakin tampak buruk rupa, seperti tak didesain dengan baik. Apalagi bila kita sandingkan dengan nomor polisi yang berasal dari negara asing, yang memiliki corak dan warna beragam,” tegas Edi.
Sulitnya penempatan TNKB nasional nyata sekali pada motor impor pabrikan. Freddyanto Basuki, Manager Marketing and Advertising PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) menyebutkabn bahwa Kawasaki Ninja 250R dan ZX6 yang akan diluncurkan Juli mendatang TNKB-nya sudah didesain berdasarkan negara pembuat. “Makanya di Ninja 250R, kadang pelat nomor ditaruh pada visor,” geram Freddy. (motorplus-online.com)