Tetap Di Zona Nyaman, Hindari Zona Kritis

billy - Selasa, 8 Maret 2011 | 09:05 WIB

(billy - )


Pastikan dalam kondisi zona nyaman
Dalam
keselamatan berkendara ada sebuah klasifikasi keselamatan berkendara berdasarkan kondisi atau situasi jalan serta persepsi pengendara. Gampangnya diistilahkan dengan zona atau ambang jarak antar kendaraan yang membedakan bentuk-bentuk reaksi atau tipe respon yang diperlukan sebagai antisipasi atas keselamatan.

Menurut Ahmad Yani, dari Direktorat Keselamatan Transportasi Kementerian Perhubungan ambang batas itu didasarkan pada pemikiran waktu reaksi manusia berdasarkan kemampuan psikomotorik rata-rata yaitu 1 detik. “Dan waktu rata-rata yang diperlukan mesin kendaraan untuk menurunkan putarannya ke tingkat yang paling rendah pada kecepatan normal di kondisi jalan normal,” tegasnya.

Angka waktu normal itu menurutnya, 3 detik. Karenanya ketersediaan waktu yang lebih dari 3 detik akan memberikan kesempatan bagi pengendara untuk mengantisipasi untuk menghindari kecelakaan. “Rentang waktu sepanjang ini disebut anticipation time. Sedangkan ketersediaan waktu yang kurang dari 4 detik hanya akan memberikan satu kesempatan bagi pengemudi untuk bereaksi secara tepat agar dapat terhindar dari kecelakaan atau tidak ada kesempatan sama sekali,” kata pria yang berkantor di Jl. Medan Merdeka Barat, No. 8, Jakarta Pusat.

Rentang waktu sependek ini disebut reaction time. Dengan perbedaan rentang waktu ini dapat diklasifikasikan zona dan tipe respon yang diperlukan untuk menghindari kejadian. Pertama Zona Nyaman. “Dalam zona ini pengendara punya keluasaan merespon segala bentuk kejadian di mana tersedia waktu cukup untuk menghindari atau menjauh dari kemungkinan kecelakaan,” sebut bapak ramah ini.

Kedua Zona Aman. Yakni tersedia waktu yang cukup bagi pengendara untuk menguasai kendaraan dan situasi jalan. Sehingga tidak menyebabkan atau terlibat dalam kecelakaan,” katanya.

Terakhir Zona Kritis, di mana hanya tersedia waktu yang kurang dari 4 detik bagi pengendara untuk bereaksi secara tepat. “Reaksi yang salah atau ragu-ragu dapat menyebabkan kecelakaan. Terjadi atau tidaknya suatu kecelakaan pada zona sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti cuaca, kondisi jalan, beban kendaraan, daya kerja komponen kendaraan
yang vital,” analisisnya.

Dalam konsep safety ini pengendara harus mempertahankan diri untuk berada pada zona nyaman atau sekurang-kurangnya
pada zona aman, karena kelengahan atau pun kelalaian akan menyebabkan pengemudi masuk ke dalam zona kritis.

Pada kecepatan rendah sekalipun, pengendara dapat masuk dalam zona kritis. Tapi tetao tergantung pada situasi jalan. Kondisi zona kritis ini bisa disebabkan karena penggunaan telepon genggam, melihat-lihat sekeliling saat berkendara, mengantuk dan lainnya. Karena itu, selain waktu antisipasi dan waktu reaksi, kondisi pengendara juga mempengaruhi di dalam posisi zona manakah brother berada.
 (motorplus-online.com)