Billy Moon Komunitas Motocross Traning Camp Family. Safari latihan di sirkuit Palm Semi, Tangerang , Banten
Itulah para eksekutif muda yang doyan main motocross. Dikenal dengan kelas eksekutif. Motocross jadi gaya hidup mereka. “Yang penting bicara soal motocross. Paling utama mainnya juga,” kata Joko Angkasa alias JA. Dia penggeber Honda CRF250 bernomor start 5 dari Tangerang, Banten.
Tampilan Pak Joko yang bukan Tak U’U ini melebihi crosser pabrikan dunia. Sepatu, mungkin berset-set, gress semua. Peralatan keamanan badannya, keluaran mutakhir. Pokoknya, bikin ngiler crosser asli. Pak Joko petinggi di PT Mitsuba.
Usia ideal jadi crosser profesional sudah dilewati ekskutif. “Saat muda saya turun balap pakai SE,” jelas Heru Swandono. Dia pendiri Billy Moon Motocross Training Camp Family (BMMTCF), Kalimalang, Jakarta Timur. Pak Herru seorang pilot senior di penerbangan nasional. Tapi, dia lebih betah di sirkuit MX, ketimbang di udara. Wkwkwkwkwk...
Pemain eksekutif ini ogah menyerah cari ilmu. Mereka tekun berlatih. Juga tekun ngobrol panjang soal motocross. Iya, ngobrolnya lebih banyak ketimbang mainnya. “Yang penting mereka bertemu dan bicara motor, puas tuh,” kekeh Heru yang merawat sirkuit Billy Moon. Sirkuit ini jadi favorit eksekutif bersua.
Pecinta motorcross usia matang tadi terus bertambah. Setiap event, jumlah starter eksekutif membludak. “Kepuasan di atas SE yang saya cari,” kata Nanda, kontraktor dari Cirende di Selatan Jakarta. Baru-baru dia merasakan tendangan Kawasaki KX250F. Dia jumpalitan di Billy Moon. Jatuh! Tangan lecet. Pinggang pegal dan dada memar. Wah, nikmat.
Tidak hanya Jakarta, Bandung, atau Jogja yang marak dengan eksekutif. Bali, Batam dan Riau juga diserbu. Mereka melebur jadi satu kata, motocross.
Yang eksis di Jakarta dan sekitarnya, komunitas motorcross di Billy Moon. “Suasana kekeluargaan di Billy Moon membuat nyaman. Padahal, hobi ini bersifat kompetisi. Tapi, dilebur sifat kebersamaan,” terang Joko.
Pelepasan start bersama dilakukan setelah menjelang sore hari (kiri). Teknik yang benar menentukan aman berlatih (kanan).
Untuk merancang ulang trek dibantu IRTIPA (Ikatan Remaja Karang Taruna Tidar Pondok Kelapa). Teman-teman IRTIPA bekerja membuat handycap untuk bisa memenuhi standar SE mereka.
H. Agus, Herry, Ari, Firin, Ricky, Yudi, Cacang, Yohanes, Abu, dan J.A, adalah beberapa nama yang kemudian bermunculan. “Selalu ada rembukan untuk membahas masalah atau soal sirkuit. Bila diperlukan perubahan atau penambahan handycap, pasti melalui proses rembukan,” tambah Abu.
Abu yang tinggal di Tangerang, terlihat begitu semangat melintas Tangerang-Jakarta guna berlatih di Billy Moon. “Salut sama Pak Heru yang sudah sukses membangun suasana kekeluargaan,” tegas Abu yang berhasil meraih juara 2 di event Sunday Race Supercross Junior Championship 2011, di Harapan Indah, Bekasi, minggu lalu.
Lanjutkan!
Heru Swandono. Sosok kebangkitan eksekutif motocross di Jakarta |
Di kejauhan terlihat sesosok badan tinggi, tegap, dengan suara lantang. Menyiratkan sosok tidak bersahabat. Seketika sirna, begitu terjadi kontak mata. Senyum mengembang, dengan gerakan tangan yang refleks bukan hanya berjabat. Juga memeluk erat. Pokoknya, setiap lawan bicaranya dihargai.
Dialah yang membangun dan merawat sirkuit Billy Moon. Sirkuit ini sudah ada sejak lima tahun lalu. Dia juga mengajari pemain eksekutif.
Dia mewajibkan eksekutif mengitari sirkuit Billy Moon dengan jalan kaki, sebelum latihan naik motor. Selain pemanasan ringan, juga berfungsi mengontrol sirkuit. “Setelah berkumpul jam 11.00 siang, berdoa dan pemanasan, kegiatan berlatih baru dilaksanakan setelah lepas adzan Dzuhur,” terang Heru yang pilot Garuda yang sudah berumur 53 tahun itu. (motorplus-online.com)