Jakarta - Anda yang sedang mempertimbangkan untuk membeli mobil-mobil baru Honda sebaiknya cepat direalisasikan, soalnya Honda Prospect Motor sedang mempertimbangkan kenaikan harga jual mobilnya.
Bukan karena kenaikan harga BBM subsidi, bukan karena itu. Namun tren makro ekonomi seperti kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, dan terakhir yang paling krusial melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, bisa menjadi faktor produsen menaikan harga jual produknya.
"Kita sedang mempertimbangkan kenaikan harga jual produk-produk kami, meski belum bisa diputuskan kapan, mungkin saja semester kedua tahun ini, tapi belum pasti ya," ujar Direktur Marketing dan Aftersales Service Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy.
Sebenarnya, lanjut Jonfis, kenaikan inflasi dan suku bunga tidak terlalu mengkhawatirkan Honda, tapi Honda justru mengantisipasi kenaikan harga material pokok seperti baja dan juga melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. "Dua faktor itu justru yang membuat kita terpaksa harus menaikkan harga," pungkas Jonfis. (mobil.otomotifnet.com)
Bukan karena kenaikan harga BBM subsidi, bukan karena itu. Namun tren makro ekonomi seperti kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, dan terakhir yang paling krusial melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, bisa menjadi faktor produsen menaikan harga jual produknya.
"Kita sedang mempertimbangkan kenaikan harga jual produk-produk kami, meski belum bisa diputuskan kapan, mungkin saja semester kedua tahun ini, tapi belum pasti ya," ujar Direktur Marketing dan Aftersales Service Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy.
Sebenarnya, lanjut Jonfis, kenaikan inflasi dan suku bunga tidak terlalu mengkhawatirkan Honda, tapi Honda justru mengantisipasi kenaikan harga material pokok seperti baja dan juga melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. "Dua faktor itu justru yang membuat kita terpaksa harus menaikkan harga," pungkas Jonfis. (mobil.otomotifnet.com)