Nih, Komponen Injeksi Mobil yang Jadi Biang Kerok Boros BBM (bag-2)

billy - Sabtu, 5 Maret 2011 | 07:15 WIB

(billy - )


Jakarta - Throtlle Position Sensor

Alat pemantau pergerakan skep atau butterfly dari throttle body. Sensor ini akan membaca besarnya bukaan skep sehingga bisa untuk menentukan derajat waktu pengapian karena berhubungan langsung dengan banyaknya volume udara yang masuk ke ruang bakar.

Bila permukaan throttle position sensor kotor akibat kotoran seperti debu atau minyak, jelas akan menghambat kinerja sistem injeksi lainnya. Selain performa tak bisa maksimal, konsumsi juga akan menjadi boros.

Peranti ini jarang rusak alias berumur tahunan, tetapi namanya barang elektronik yang memiliki sensor pastinya memiliki usia pakai juga. Untuk itu pastikan usia pakai bisa lama dengan memperhatikan filter udara yang menjadi penyaring udara luar yang akan masuk ke ruang bakar dan melewati TPS.


Throtlle Body

Pada mobil dengan pasokan bahan bakar karburator, dikenal istilah skep. Sebutan ini agak berbeda dengan mobil injeksi, meski kerjanya sama. Lantaran throttle body berhubungan langsung dengan udara dari luar, skep mobil injeksi ini lazim kotor oleh debu dan kotoran halus yang tak tersaring filter udara.

Bersihkan dengan injector cleaner dengan cara menyemprotkan cairan pembersih dalam bentuk aerosol tadi persis di permukaan throttle body, agar lapisan debu dan kotoran yang hinggap di atas permukaan bisa hilang.

Bisa lakukan perawatan ini dengan membuka belalai (air intake) dan membeli cleaner seharga Rp 75-90 ribu perkaleng ini. “Sering diabaikan karena tak berpengaruh langsung ke performa,” jelas Ovi Sarjan lagi.

Lakukan setiap 50.000 kilometer untuk hasil terbaik. Jadikan kebiasaan saat mengganti filter udara di rumah atau di bengkel kepercayaan. Prosesnya sendiri hanya memakan waktu lima menit.


Sensor Oksigen

Sebagian besar besutan injeksi zaman sekarang dibekali sensor oksigen. Fungsinya untuk membaca hasil sisa gas buang yang keluar lewat knalpot.

“Alat ini berguna untuk membaca kaya dan miskin campuran bahan bakar,” jelas Taqwa dari Garden Speed di Cilandak.

Pada saat sensor oksigen membaca sisa gas buang yang kelewat ‘pedas’ alias kebanyakan bensin, sensor akan mengirim sinyal ke ECU untuk mengurangi debit bahan bakar ke ruang bakar.

Biasanya kerusakan karena penampang sensor tertutup jelaga sisa pembakaran. Mau tak mau harus beli baru. Harganya tak terlalu mahal, tetapi biasanya beli set (sepasang) agar umur pakai bisa sama.

Untuk Toyota Yaris, sensor oksigen dibanderol sekitar Rp 1,3 juta perbuah. Salah perawatan atau sistem injeksi yang tidak terawat akan memperpendek usia sensor oksigen.


FPR

Peranti yang mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir ke fuel rail (jalur bahan bakar untuk nosel injektor). Fuel pressure regulator (FPR) versi pabrikan biasanya dibuat paten antara 2-5 Bar. Tetapi yang versi aftermarket bisa disetel sesuai kebutuhan.

Bila sudah lemah, berarti membran karet di dalam FPR tak bisa lagi menahan tekanan bahan bakar yang disembur pompa bahan bakar. Akibatnya tekanan berkurang untuk bisa menyemburkan kabut bensin ke ruang bakar. Indikasinya, mesin akan mbrebet di rpm tertentu. Mau tak mau harus beli baru dengan harga Rp 1 jutaan untuk versi ori.

Untuk versi aftermarket, FPR bisa disetel hingga tekanan di atas rata-rata spesifikasi pabrik untuk hasil semburan kabut bahan bakar yang lebih tebal dan lama. "Performa meningkat tetapi berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar," jelas Ovi Sarjan dari Kathulistiwa Surya Nusa di kawasan Pramuka, Jaktim.  (mobil.otomotifnet.com)