OTOMOTIFNET - Berhubung dapur pacu paling rentan saat lewat banjir, ingat selalu sebelum berniat nyemplung.
"Perhatikan kendaraan di depan, sedalam apa airnya. Ingat juga posisi air duct (saluran intake, red) agar tidak water hammer. Kalau mendadak mesin mati, jangan coba stater lagi," beber Theodorus 'Teddy' Suryajaya, pemilik bengkel Rev Engineering di Kedoya, Jakbar.
Kalaupun sudah nyemplung dan selamat sampai di ujung, sebaiknya melakukan pengecekan terhadap mesin setelah itu. "Misalnya dengan melihat kondisi saringan udara, apakah basah atau tidak? Kalau basah, ya sebaiknya dicopot dulu," saran Taqwa SS dari Garden Speed.
Setelah itu, barulah sebaiknya dilakukan pengecekan menyeluruh. Misalnya, keesokan harinya menyambangi bengkel kepercayaan untuk mengecek kondisi oli. "Periksa oli mesin, kalau ada air yang tercampur akan berwarna seperti susu," lanjut Teddy seraya menunjuk selain oli mesin, juga sebaiknya periksa oli transmisi dan gardan.
Memeriksa oli dan sekaligus menggantinya adalah keputusan bijak mengingat berbagai kemungkinan buruk bisa terjadi kalau oli sudah tercampur air. "Kalau memang berwarna seperti susu, jangan panik. Justru jadi patokan bahwa memang perlu penanganan selanjutnya, karena berarti ada kebocoran," sahut Taqwa.
Buat mobil tarikan belakang, memeriksa oli gardan juga perlu. Karena biasanya gardan ini relatif lebih mudah terendam air mengingat posisinya yang rendah.
Selain itu, ketika melewati genangan, biasanya bikin suara decitan akibat belt yang basah. Suara ini biasanya akan hilang begitu sabuk sudah kembali kering. "Namun kalau tidak hilang juga, itu artinya belt sudah kurang bagus dan sebaiknya dicek apakah perlu penggantian," imbuh Teddy.