|
OTOMOTIFNET - Beberapa waktu silam, sempat dibahas mengenai maraknya pemakaian stand alone ECU buat balap. Terutama gelaran drifting yang semakin ramai saja. Cocok banget dipakai buat melaju di lintasan pacu.
Lantas bagaimana buat mobil harian yang juga ingin disetting ulang? Memang tidak haram pakai stand alone ECU buat mobil harian. Namun, ada lagi pilihan yang lebih ramah buat kantong. Yaitu menggunakan piggyback. Selain lebih murah, komputer penipu ECU ini juga punya fitur cukup banyak.
Haltech Platinum Interceptor
Bagaimana menentukan pilih piggyback atau stand alone ECU? Jawabnya simpel, kalau masih perlu ECU asli, bisa pakai piggyback saja. Misal, ECU asli juga mengatur peranti elektronis lain.
Jadi, pengontrolan mesin diatur pakai piggyback. Memang mesin asli punya pemetaan bahan bakar dan pengapian yang baik. Namun kalau mesin sudah mengalami modifikasi, tetap perlu setting pemetaan bahan bakar dan pengapian lagi, bukan?
Di sinilah Haltech Interceptor bekerja. "Interceptor akan memotong sinyal dari sensor airflow atau MAP sensor, juga crankcase position sensor dan boost control signal yang ada di mobil turbo. Setelah sinyalnya diolah, kemudian diumpan kembali ke ECU asli," beber Ovi Sardjan, tuner dan dynoman di bengkel Khatulistiwa Suryanusa (KSN), distributor Haltech di Indonesia.
Buat turbo, Haltech punya MAP sensor. < > | Terbatas hanya untuk 5 setelan tergantung bahan bakar terpakai |
Unichip versi lawas masih kurang komplit dari versi terbaru | Haltech Interceptor, menipu data ECU supaya lebih maksimal |
Beberapa sinyal juga diambil tanpa memutus kabel aslinya. Seperti air temperature atau injector signal dan kabel power dari aki. Jadi, fungsi interceptor memang seperti penipu sinyal sensor yang dibaca ECU. Dengan demikian, suplai bensin dan pengapian bisa disesuaikan.
Termasuk untuk modifikasi pemasangan turbo pada mobil nonturbo. Haltech Platinum Interceptor bisa mengatur injektor tambahan tersendiri untuk mendapatkan AFR (air to fuel ratio) yang ideal. Settingan piggyback seharga Rp 6,5 juta ini pun bisa dilakukan secara real time. Jajal saja!
Unichip Dastek
Selain Haltech, ada juga merek lain piggyback yang beredar yakni Dastek Unichip. Unichip bisa terpasang pada semua jenis mobil dan mesin, baik bensin ataupun diesel. "Syaratnya kalau bensin sudah injeksi, sedang diesel sudah menggunakan commonrail," jelas Purbayaka Sirajudin Sutanta, pemilik bengkel Bening Motor di Jl. Caman Raya No.44, Bekasi.
Prinsip kerjanya sama saja dengan Interceptor. Data input ke ECU (Electronic Control Unit) akan dimanipulasi terlebih dahulu sebelum dikirim ulang ke ECU. Hasil olahan ini yang akan membuat kerja mesin lebih efisien.
Fitur yang banyak terpakai yaitu throttle control dan turbo boost control. Tujuannya supaya debit bahan bakar yang masuk bisa disesuaikan dengan putaran mesin agar lebih maksimal. "Tapi kita lagi tunggu fitur terbaru yaitu rev limit module yang berfungsi mengatur batasan putaran mesin," urai ayah seorang putri ini.
Jangan takut masalah instalasi, karena pemasangan Unichip masih memakai sensor-sensor asli bawaan mobil, hanya by pass jalur kabelnya saja. Mulai dari kendaraan datang sampai selesai instalasi dan setting hanya butuh waktu 3 sampai 4 jam.
Terdapat 2 tipe Unichip yaitu Type Q dan Type Q+. "Bedanya di Q+ punya lebih banyak option untuk pengaturan kinerja mesin," papar Purba, sapaan akrabnya. Harga yang ditawarkan untuk Unichip Type Q yakni Rp 4,5 juta sedang Type Q+ dilepas Rp 5 juta, semuanya sudah termasuk setting dan instalasi.
Tapi perlu diingat kalau Unichip masih punya keterbatasan mengatur seluruh kinerja mesin. "Artinya, selama jeroan internal mesin belum terlampau ekstrem. Unichip masih mampu mengatur setting lebih maksimal," ulas pria bertubuh subur ini.
Prinsipnya sama seperti balap turing kelas ITCC yang belum boleh mengganti jeroan mesin. Kecuali sudah ganti camshaft dengan durasi jauh lebih besar, atau bore up piston, hasilnya tak akan maksimal untuk Unichip.
Penulis/Foto: Manut, Rio / Rio, F.Yosi