Mendeteksi Dan Merawat Sistem Pendinginan Mobil (2-habis)

Editor - Jumat, 26 Maret 2010 | 14:51 WIB

(Editor - )

OTOMOTIFNET - Selain slang radiator, resevoir tank dan radiator yang sudah dikupas dalam tulisan sebelumnya, ternyata ada beberapa hal lagi yang musti mendapat perhatian penuh. Diantaranya thermostat, kipas pendingin dan water pump.

Thermostat

Pengatur waktu pengiriman air dari dalam kepala silinder. Pada saat suhu air belum mencapai 85-90°C, thermostat belum membuka untuk mengalirkan air ke radiator. Thermostat bekerja berdasarkan sensor tekanan mekanis (pegas). “Pada suhu tertentu, air menghasilkan tekanan untuk membuka sensor mekanis per tadi,” jelas Michael.

Salah kaprah, thermostat kerap dicopot untuk mengurangi gejala overheat mesin  mobil. Padahal tanpa thermostat, air yang belum sempat dingin oleh radiator sudah keburu masuk ke dalam mesin. Dan sebaliknya, air yang belum mencapai suhu kerja ideal sudah keburu dialirkan ke radiator.

“Kerap terjadi bila thermostat rusak, mesin justru overheat saat digeber kencang di jalan tol karena air yang belum sempat dingin sudah masuk kembali ke kepala silinder akibat water pump memompa air lebih cepat,” jelas Anwar.


Thermostat

Kipas Pendingin

Radiator Coolant

Water Pump

Kipas Pendingin

Kipas pendingin membantu radiator. Bila hembusan angin dari depan mobil sangat minim, kipas mengambil alih fungsi pendinginan. Lazimnya mobil memakai teknologi viscous fan atau electric fan.

Viscous fan adalah kipas manual berpenggerak puli kruk as via belt. Disebut viscous karena bagian tengah kipas memakai sensor bi-metal. Semakin tinggi suhu di ruang mesin, semakin kencang pula viscous fan berputar.

Jenis lain adalah electric fan. Digerakan oleh motor listrik dengan sensor thermal dan menempel di belakang radiator. Kipas bekerja bila suhu mesin mencapai derajat tertentu.

Failure pada kipas adalah putaran yang lemah sehingga suplai angin tak mumpuni. Pada viscous fan bisa disebabkan bi-metal sudah afkir. Elektric fan ‘lemot’ karena kumparan motor listrik sudah atau sensor thermal rusak.

Radiator Coolant


Cairan ini memiliki titik didih pas untuk sistem pendinginan mesin. Cairan yang diracik dengan material kimia ini, mampu menahan titik didih air biasa sehingga suhu di dalam kepala silinder bisa diredam. Ada anggapan coolant dianggap memanipulasi suhu air yang sebenarnya.

Namun radiator coolant memiliki fungsi lain seperti mengurangi efek korosi pada bahan radiator dan memiliki senyawa kimia yang mampu membersihkan kotoran seperti lumpur dan endapan dari air yang bersirkulasi di radiator.

“Tetapi harus pandai memilih coolant karena beberapa produk justru memiliki ramuan atau senyawa kimia tajam sehingga mengikis material logam radiator,” wanti Anwar yang sudah menemukan beberapa kasus.

Waterpump

Pompa air adalah komponen yang menyalurkan air dari mesin menuju radiator dan sebaliknya. Peranti bermaterial aluminium ini terletak di kepala silinder sekaligus sebagai gerbang (pintu air) dari mesin menuju radiator. Meski tergolong slow moving parts dengan usia pakai hingga tahunan, bisa juga afkir.

Biasanya karena kualitas air atau coolant yang jelek sehingga bantalan atau laher kipas di dalam pompa menjadi rusak atau oblak. Korosi akibat air yang menjadi musuh semua logam juga bisa menjadi penyebab.

“Makanya waterpump mendapat jadwal penggantian setiap 3 tahun sekali,” jelas Taqwa. Apalagi kalau suku cadang yang dipakai bukan versi asli, bisa lebih singkat lagi masa penggantiannya.

Penulis/Foto: Kl:X