Fenomena beroperasinya taksi kelas super premium dengan armada Ferrari 360 Modena dan Porsche Boxter S di Jakarta, sepekan lalu, membuat segudang pertanyaan terkait fakta dan legalitasnya.
Ferrari 360 Modena menggunakan mesin V8 3.600 cc. Mampu menyemburkan tenaga hingga 400 dk. Akselerasi dari 0-100 km/jam hanya butuh waktu 4,3 detik. Harga bekasnya tahun 2003 sekitar Rp 2,5 milyar. Sedangkan Porsche Boxter S mengusung mesin 3.200 cc mampu mengeluarkan tenaga 258 dk. Akselerasi dari 0-100 km/jam bisa dalam 5-6 detik. Harga barunya sekitar Rp 2 milyar.
OTOMOTIF menyambangi kegiatan ‘test drive’ yang digelar MM Cab selaku pengelola. Taksi super mewah itu terlihat wara-wiri di areal Jakarta Convention Center (JCC), Jakpus. Jatidiri taksi dimaksud bisa sedikit terkuak ketika berhasil menemui Jubir Isman yang mengaku sebagai sutradara pembuatan film dan iklan ‘Hidup Itu Indah’.
“Tidak benar kalau mobil itu untuk taksi. Kedua unit ini hanyalah properti untuk keperluan shooting film. Kalau kemudian seolah-olah seperti untuk taksi, itu imbas dari pemberitaan yang salah dari salah satu media. Sehingga menimbulkan kesalahan persepsi. Disebutkan pula tarif buka pintu sebesar Rp 100 ribu. Itu telah diklarifikasi tidak benar,” ujar Jubir.
Disebutkan Jubir, tidak benar sudah ada penumpang yang diangkut. Yang benar, memang ada masyarakat yang diizinkan untuk merasakan langsung lewat driving impression dan tidak dipungut bayaran sepeserpun.
Toh, Jubir mengakui tidak adanya klarifikasi secara resmi dan terkesan membiarkan opini publik membuat simpang siur merupakan kesalahan. Padahal sebenarnya murni untuk keperluan shooting.
“Namun kami memang sengaja membuat publikasi dengan menjual mimpi bagi masyarakat untuk dapat merasakan naik supercar. Sebetulnya tidak membiarkan opini publik, kami memberikan kebebasan argumen kepada publik. Sekaligus sebagai strategi publikasi,” tambah Jubir lagi.
KECOLONGAN
Tak pelak, munculnya taksi Ferrari dan Porsche ini membuat Dinas Perhubungan DKI Jakarta seperti kecolongan. “Saya pastikan bahwa Dishub tidak mengeluarkan izin trayek untuk taksi Ferrari dan Porsche itu. Jadi kalau masih berkeliaran, mobil tersebut akan dikandangin,” ujar Ir Udar Pristono, Kadishub DKI.
Menurut Pristono, untuk bisa menjadi armada taksi, harus melalui beberapa pengujian setelah melakukan pengajuan izin trayek. Pengujian itu mencakup beberapa aspek termasuk uji emisi. Kalau sanksi yang diberikan masih teguran, karena pihaknya memberi persuasif.
Indikasi armada mobil mewah tersebut akan dijadikan taksi, bisa dilihat dari rute yang disebutkan pada website resmi www.mmhidupituindah.com. Disitu dicantumkan rute yang bisa dilalui di 5 wilayah DKI, utamanya ke mal terkemuka seperti Plaza Senayan, Senayan City, Gandaria City, Pondok Indah Mal hingga Citos. Sedangkan pemberangkatan taksi di SCBD Semanggi.
NOMOR PALSU
Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Wahyono memastikan jika armada yang dipakai Ferrari Modena dan Porsche Boxters S menggunakan nomor polisi palsu. “Nomor B 888 MMC itu tidak tertera sebagai nomor polisi untuk taksi. Dan bisa dipastikan itu nomor polisi palsu. Karenanya, tidak boleh beredar di jalan,” ungkap Wahyono.
Seharusnya ada tindakan lebih kongkret. Tidak sekadar teguran. Karena sudah jelas tertulis, hanya kendaraan dengan nomor polisi resmi yang boleh wira-wiri di jalanan. Kalau begini, nanti bakal muncul preseden serupa. Apalagi kalau aparat kepolisian tidak segera mengungkap jatidiri siapa sebenarnya pemilik 2 armada taksi mewah itu. (mobil.otomotifnet.com)
Ferrari 360 Modena menggunakan mesin V8 3.600 cc. Mampu menyemburkan tenaga hingga 400 dk. Akselerasi dari 0-100 km/jam hanya butuh waktu 4,3 detik. Harga bekasnya tahun 2003 sekitar Rp 2,5 milyar. Sedangkan Porsche Boxter S mengusung mesin 3.200 cc mampu mengeluarkan tenaga 258 dk. Akselerasi dari 0-100 km/jam bisa dalam 5-6 detik. Harga barunya sekitar Rp 2 milyar.
OTOMOTIF menyambangi kegiatan ‘test drive’ yang digelar MM Cab selaku pengelola. Taksi super mewah itu terlihat wara-wiri di areal Jakarta Convention Center (JCC), Jakpus. Jatidiri taksi dimaksud bisa sedikit terkuak ketika berhasil menemui Jubir Isman yang mengaku sebagai sutradara pembuatan film dan iklan ‘Hidup Itu Indah’.
“Tidak benar kalau mobil itu untuk taksi. Kedua unit ini hanyalah properti untuk keperluan shooting film. Kalau kemudian seolah-olah seperti untuk taksi, itu imbas dari pemberitaan yang salah dari salah satu media. Sehingga menimbulkan kesalahan persepsi. Disebutkan pula tarif buka pintu sebesar Rp 100 ribu. Itu telah diklarifikasi tidak benar,” ujar Jubir.
Disebutkan Jubir, tidak benar sudah ada penumpang yang diangkut. Yang benar, memang ada masyarakat yang diizinkan untuk merasakan langsung lewat driving impression dan tidak dipungut bayaran sepeserpun.
Toh, Jubir mengakui tidak adanya klarifikasi secara resmi dan terkesan membiarkan opini publik membuat simpang siur merupakan kesalahan. Padahal sebenarnya murni untuk keperluan shooting.
“Namun kami memang sengaja membuat publikasi dengan menjual mimpi bagi masyarakat untuk dapat merasakan naik supercar. Sebetulnya tidak membiarkan opini publik, kami memberikan kebebasan argumen kepada publik. Sekaligus sebagai strategi publikasi,” tambah Jubir lagi.
Tak pelak, munculnya taksi Ferrari dan Porsche ini membuat Dinas Perhubungan DKI Jakarta seperti kecolongan. “Saya pastikan bahwa Dishub tidak mengeluarkan izin trayek untuk taksi Ferrari dan Porsche itu. Jadi kalau masih berkeliaran, mobil tersebut akan dikandangin,” ujar Ir Udar Pristono, Kadishub DKI.
Menurut Pristono, untuk bisa menjadi armada taksi, harus melalui beberapa pengujian setelah melakukan pengajuan izin trayek. Pengujian itu mencakup beberapa aspek termasuk uji emisi. Kalau sanksi yang diberikan masih teguran, karena pihaknya memberi persuasif.
Indikasi armada mobil mewah tersebut akan dijadikan taksi, bisa dilihat dari rute yang disebutkan pada website resmi www.mmhidupituindah.com. Disitu dicantumkan rute yang bisa dilalui di 5 wilayah DKI, utamanya ke mal terkemuka seperti Plaza Senayan, Senayan City, Gandaria City, Pondok Indah Mal hingga Citos. Sedangkan pemberangkatan taksi di SCBD Semanggi.
NOMOR PALSU
Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Wahyono memastikan jika armada yang dipakai Ferrari Modena dan Porsche Boxters S menggunakan nomor polisi palsu. “Nomor B 888 MMC itu tidak tertera sebagai nomor polisi untuk taksi. Dan bisa dipastikan itu nomor polisi palsu. Karenanya, tidak boleh beredar di jalan,” ungkap Wahyono.
Seharusnya ada tindakan lebih kongkret. Tidak sekadar teguran. Karena sudah jelas tertulis, hanya kendaraan dengan nomor polisi resmi yang boleh wira-wiri di jalanan. Kalau begini, nanti bakal muncul preseden serupa. Apalagi kalau aparat kepolisian tidak segera mengungkap jatidiri siapa sebenarnya pemilik 2 armada taksi mewah itu. (mobil.otomotifnet.com)