Safari Off-Road Di Dubai, Sensasi Jet Coaster Padang Pasir

billy - Selasa, 6 Desember 2011 | 17:02 WIB

(billy - )

 
JAKARTA - Jika berkunjung ke Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) jangan sampai kelewatan bersafari di padang pasir. Karena tak hanya keindahan kota yang bernuansa Timur Tengah yang modern, wisata ke gurun pun menjadi pengalaman yang tak mudah dilupakan. Terutama yang pengin nyobain off-road di pasir.

SUNSET
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 waktu Dubai, puluhan wartawan dari Timur Tengah, Rusia, Afrika Selatan, Australia dan Asia Tenggara atas undangan General Motors International Operations (GMIO) sudah dijemput oleh 10 SUV besar beserta driver dari Arabian Adventures (AA) di parkiran Fairmont Hotel.

"Ayo cepat-cepat. Kalau telat kita enggak bisa melihat sunset," tegas salah satu panitia dari AA, pengelola tempat wisata ini. Dengan menumpangi Chevrolet Tahoe, perjalanan dari Fairmont Hotel menuju AA memakan waktu 1 jam. Sebelum sampai tujuan, di sepanjang jalan sudah tampak hamparan pasir yang luas di kiri-kanan jalan.

"Oke kita sudah sampai," ujar Roberto, pria yang membawa OTOMOTIF dan 5 rekan wartawan lainnya.

Beberapa petugas keamanan pun membukakan pintu gerbang yang bertuliskan Dubai Desert Conservation Reserve. Sambil nyupir, Roberto menerangkan kalau kawasan ini memang area konservasi yang luasnya sekitar 225 km2. Pasir semua tuh?

Sebelum mulai, semua mobil berhenti dan para driver yang berpakaian ala off-roader ini turun dan mengeluarkan pressure guage. "Kita harus mengurangi tekanan angin ban sampai setengahnya dari kondisi normal," ucap Roberto lagi.

Karena, kata pria asal Filipina yang sudah puluhan tahun mengemudi di padang pasir ini jika tekanan angin berkurang akan lebih mudah melintasi pasir. "Traksinya jadi lebih oke," bebernya.

Selain itu, ia pun mengaktifkan tombol di gantungan kuncinya. “Di dalamnya ada chip. Kalau mobil tersesat di tengah gurun, bisa terdeksi oleh kantor pusat.”

“Fasten your safety belt and let's go to  off-road,” katanya. Chverolet Tahoe yang sudah 4WD sepertinya tak sulit menaklukkan medan pasir yang licin dan berbukit-bukit.

Bak naik jet coaster, perut seakan dikocok-kocok karena mobil tak dibiarkan berhenti. Pedal gas diinjak terus, demi mendapat traksi di pasir.

Pelan dikit, ban akan kehilangan traksi dan bisa terbenam. Seperti mobil lain yang sempat berkendala saat mendaki gundukan pasir.

“Don’t move, don’t move!” teriak Roberto di handy talkie kepada rekan-rekannya. Dengan sigap, Ia pun turun dari mobil dan mengeluarkan strap dari bagasi belakang.

Strap disangkutkan ke belakang mobil yang stuck dan depan mobil kami. Brrmmm... akhirnya mobil pun keluar dari kubangan pasir. “Bumper depan dan belakang semua mobil sudah diganti bahan besi jadi kuat untuk menarik,” promosinya sembari menyebut situs www.arabian-adventures.com.

Perjalanan pun dilanjutkan dan perut pun kembali dikocok-kocok. Meski begitu, off-road di gurun pasir ini jadi pengalaman menarik. Apalagi di tengah perjalanan kami disuguhi pertunjukkan burung elang dan menyaksikan matahari terbenam dilanjutkan bulan terbit di tengah-tengah hamparan pasir.

Setelah matahari terbenam, perjalanan diteruskan ke sebuah camp. Seperti perkampungan penduduk yang ada di tengah-tengah gurun, kami disajikan aneka makanan khas Timur Tengah dan atraksi tari perut (belly dance) di atas karpet yang digelar di pasir yang dingin. 

Sungguh mengesankan.  (mobil.otomotifnet.com)